Di pagi hari seperti sekarang ini, Jiwon sudah seperti polisi yang sedang mengintai buronan kelas atas. Ia keluar dari kamar dengan cara mengendap-ngendap, lengkap dengan sepatu hak tinggi yang ia gunakan sebagai senjata. Kalau saja pencuri di dapurnya berani melakukan tindakan berbahaya, maka ia akan lebih dulu memukul kepalanya dengan hak sepatu hingga berlubang. Baiklah, sekarang pemikiran Jiwon rasanya jauh lebih kejam dari seorang pencuri yang hanya mengincar harta. Jiwon bersandar di tembok dapur dan suara gaduh terdengar semakin jelas, seperti panci jatuh dan beberapa barang pecah. Sebenarnya, ini pencuri atau pengacau? Lagi pula, untuk apa pencuri ke dapur? Kenapa tidak langsung saja mengambil barang berharga? "Kau mencuri, kan? Katakan saja!" "Siapa bilang aku ingin mencuri? Ak