“Eh iya, iya, maaf. Papa lupa. Iya kita nggak pergi, jangan teriak. Ayo kita ke belakang yok,” bujuk Ridwan memeluk Raffa, tapi anak itu terus saja menggeleng seakan ingin menghapus semua bayangan yang ada di kepalanya. Seakan ingin meniadakan bayangan kelam di depan matanya. Farhan dan Faya langsung keluar saat mendengar Raffa berteriak. Faya mendekap kepala cucunya agar tak terus menggeleng. “Kenapa Sayang?” tanya Faya lembut. “Nggak apa-apa Ma. Aku mau berenang,” kata Raffa. Dia kira yang bertanya adalah sang mama. “Eh Eyang. Aku mau berenang Eyang. Aku kira tadi barusan Mama yang tanya,” jawab Raffa. Dia sampai tak melihat siapa yang memeluknya. “Lalu kenapa harus teriak? Ya sudah sana ganti pakaiannya saja. Om Adit ajak,” kata Faya. “Iya. Aku akan ajak ayahku,” kata Raffa.