Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Tadi jam 06.00 bapak sama Farhan sudah bangun dan mereka bilang masih pusing. Infusnya sudah diganti dan mereka sudah dikasih bubur,” Faya memebri info pada Adit. “Alhamdulillah. Jadi mereka masih diinfus yang kedua Bu? Tapi sudah sarapan? Bagus banget,” jawab Adit senang. “Mereka bingung kok sudah di rumah dan diinfus pula. Ibu belum cerita sih karena masih ada perawat di situ. Nanti sehabis itu baru Ibu cerita Ibu bilang saja ceritanya nanti sesudah infus kedua selesai “Ayah cuci muka dulu ya, nanti Raffa temani Ayah sarapan habis itu baru kita pikirkan apa kita berenang atau enggak Ayah takutnya Ayah nggak kuat sih,” pinta Adit. “Jiaaaaaaaaaaah Ayah, kita berenang di rumah saja lah. Enggak usah pergi ke mana-mana kan ada kolam di belakang,” ucap Raffa. “Ayah tahu di rumah ini