26 | Pak Anggit Ingin Bertamu

1243 Kata

Untungnya air mataku yang menetes Cuma sebutir sehingga alasanku terdengar cukup masuk akal. Saat pandanganku nggak sengaja terlempar kea rah Pak Anggit, aku bisa lihat dia tengah menatap aku iba. Sialan, orang sepertinya pasti baru pertama kali lihat seseorang menangis tanpa alasan. “Udah, sekarang udah nggak ada yang bisa dilihat. Ayo sekarang Bapak jawab pertanyaan saya yang tadi, apa yang bikin Bapak terarik kek, naksir kek, terserah lah suka-suka Bapak mau pakai istilah apa.” Aku mengalihkan topic supaya perhatian teralih dariku. Jujur saja, tatapannya membuatku merasa buruk. “Oh, itu sebenarnya masih nyambung sama jawaban apa yang membuat saya yakin kamu naksir saya.” “Ya jangan disambungin kalau gitu, Pak.” Aku mencegah supaya dia nggak mempreteli aibku. Pak Anggit diam sebent

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN