"Ini seperti kencan, bukan pelarian. Kamu begitu hangat dan berhasil membuat saya merasa nyaman, Aro." "Benarkah?" "Ya," sahut Bianca sambil tersenyum dan menyandarkan tubuhnya pada Aro yang berada di belakang. Laki-laki bertubuh kekar itu seperti punggung kursi yang siap dibebani. Bianca pun, seolah bebas untuk bermanja. Begitu hangat dan nyaman. Ketika itu, mereka sama-sama menikmati gesekan kulit yang lembut tanpa batas dari sehelai benang pun. Tak lama, tubuh keduanya pun bersatu dan hanya di tutupi oleh selimut tebal, pemberian dari Marlon. "Apa yang kamu pikirkan, Bi?" "Sepertinya nyawa adalah harga yang pantas untuk kenikmatan malam ini. Awalnya saya takut, tapi sekarang tidak lagi." Bianca benar-benar merasakan kebahagiaan dalam cinta yang sempurna. "Tapi, saya ingin kita m