*** WARNING: RATE 21 PLUS ***
BIJAKLAH DALAM MEMBACA!
SEMUA INI HANYALAH IMAJINASI DAN KARANGAN AUTHOR.
YANG J E L E K DAN BURUK, JANGAN DITIRU!
MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA!
----------------------------------------------
Sebuah peristiwa bersejarah pada hari ini baru saja terjadi dalam hidup 2 insan anak manusia. Kini, takdir keduanya saling terjalin dalam simpul ikatan suci pernikahan.
Dengan bantuan Pak Yusuf, suami Bu Juli yang merupakan seorang penghulu, maka dengan cepat, semua persiapan pernikahan kecil itu disiapkan kurang dari 3 jam saja.
“Bagaimana, saksi? Sah?” tanya Pak Yusuf kepada semua orang yang hadir di ruang tamu kecil yang sudah diatur sedemikian rupa. Semua yang ada di sana duduk bersila di sebuah karpet super lebar.
Perkataan Pak Yusuf itu terucap tegas usai Arkan sang Top Star mengucapkan ijab kabul dengan sangat lancar dan lantang.
“Sah! Sah!” teriak ayah Casilda paling bersemangat, berlutut dengan memajukan 2 jempolnya ke arah prosesi ijab kabul itu, lalu membeku tiba-tiba ketika menyadari mendapat lirikan dingin dan tajam dari Alexander di seberang ruangan.
Punggung ayah Casilda langsung diserbu oleh badai es, keringat dingin.
“S-s-s-sah... sah...” lanjut ayah Casilda tergagap gugup, buru-buru kembali ke tempatnya dengan tubuh menciut kelam, kepala tertunduk hebat.
“Alhamdulillah!”
Pak Yusuf mengangguk mengerti, dan segera menaikkan tangan untuk berdoa.
Segera, mereka semua ikut mengangkat tangan, berdoa bersama-sama sebagai bentuk syukur lancarnya pernikahan itu.
Akhirnya, ketegangan selama beberapa jam sebelumnya berlalu bagaikan kedipan mata.
“Tolong kalian berdua simpan baik-baik dokumen bukti pernikahan agama kalian untuk keperluan pendaftaran pernikahan secara negara. Jangan sampai hilang, ya, nak Arkan. Nanti Casilda bisa kesulitan jika seandainya kalian mau berpisah di tengah jalan.”
“Kami tidak akan pernah berpisah,” jawab Arkan tegas, ada aura kegelapan menghiasi wajah tampannya. Menakutkan dan penuh intimidasi!
“Baik. Baik. Sudah cukup kalau begitu. Bagaimana juru kamera? Sudah rekam semua prosesi ijab kabul tadi?” tanya Pak Yusuf kepada rekan kerjanya, seorang pria berbaju batik, dan ditanggapi dengan menaikkan jempol kanan sebagai tanda ‘ya’.
“Bagus. Nanti, rekaman ijab kabul kalian juga harus disimpan baik-baik sebagai bukti sah kalian. Jaman sekarang, sudah canggih, jadi meski menikah di bawah tangan, kalian bisa dengan mudah mendaftarkan pernikahan kalian secara negara jika bukti-bukti ijab kabul kalian lengkap seperti ini. Semuanya agar mempermudah pengesahan pernikahan kalian di masa depan, dan meminimalkan masalah yang bisa muncul,” terang Pak Yusuf sembari menepuk-nepuk sebuah dokumen di atas meja kecil di depan kedua pengantin baru itu.
Ya! Arkan Quinn Ezra Yamazaki baru saja menikah siri bersama Casilda!
Casilda mengangguk canggung, sorot matanya linglung dengan kejadian yang terjadi cepat tanpa diduganya sama sekali. Padahal bukan seperti ini rencana aktor sialan itu!
Perempuan berpakaian muslimah putih dadakan itu terbengong dengan wajah bodohnya menatap penghulu yang kini entah berkata apa kepada Arkan yang duduk di sebelahnya.
Sang aktor sendiri hanya memakai kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam, tapi itu adalah set pakaian mewah dan elegan yang khusus dibawakan dari mansion sang aktor. Penampilannya sangat mirip pria kantoran eksekutif seksi yang biasa muncul di majalah model internasional.
Pemandangan unik itu jika dilihat dari jauh, cukup membuat orang akan mengeryitkan kening. Walaupun beberapa orang akan setuju berkata kalau mereka tidak serasi, karena perbedaan ukuran tubuh, tapi jika hanya melihat wajah Casilda yang berhijab dan sudah dirias, semuanya setuju kalau sang mempelai wanita memiliki kecantikan khas yang mampu membuat semua orang tercengang.
Otak Ratu Casilda Wijaya seketika saja tiba-tiba kosong, dan telinganya mulai berdengung tidak jelas memikirkan status barunya yang kini terngiang-ngiang di dalam kepalanya.
Istrinya? Istrinya?
Dia sekarang adalah istri dari Arkan sang Top Star?
Pria playboy yang digandrungi oleh banyak wanita di negeri ini?
Pria yang sudah memiliki tunangan super cantik dan seksi?
Pria yang sudah mempermalukannya dan merusak hidupnya sampai melewati batas itu?
Apakah ini mimpi?
Bisakah dia bangun dari mimpi buruk ini sekarang?
Sebenarnya, dia ini jadi istrinya? Atau jadi perusak hubungan orang, sih?
Hati Casilda tenggelam hebat, pusing memikirkan statusnya yang aneh.
Ruang tamu itu kini mulai ramai oleh suara gelak tawa dan perbincangan kecil para bawahan Alexander, dan terlihat beberapa rekan kerja Pak Yusuf yang menjadi bagian penting dari pernikahan kecil Arkan dan Casilda.
Ayah Casilda tampak tertawa-tawa bangga bersama Pak Yusuf, dan mulai mengajaknya makan kue bersama. Juga segera membujuk beberapa bawahan Alexander agar tidak mendapat pukulan lagi karena sudah bertingkah mengesalkan di mata sang bos tampan.
Arkan dan Casilda, kini sudah resmi dinyatakan sebagai suami istri. Meski mereka hanya menikah darurat dalam lingkup agama gara-gara tekanan dan ancaman Alexander, alias belum tercatat dalam pernikahan negara, tapi pernikahan itu bisa dibilang cukup meriah.
“Ayo, cium, Kak Arkan! Sudah sah, kan?” seru adik Casilda melalui sambungan video call yang terpasang di sebuah tripod kecil di karpet, tampak masih sedikit lemah. Senyumnya agak pucat, tapi terlihat sangat bahagia menyaksikan semua proses dari awal sampai akhir. Sungguh merasa luar biasa kakaknya sudah mendapatkan pria tampan dan populer sebagai suaminya.
Casilda melotot sebal ke arah Danish, tapi belum sempat dirinya menggeserkan tubuh dari sisi Arkan karena risih, aktor tampan itu segera menarik Casilda kuat-kuat dan merendahkan wajahnya menutupi wajah sang istri.
Semua para tamu di pernikahan rahasia itu tiba-tiba melihat ke arah ini, membeku menahan napas dengan sikap agresif dan posesif Arkan dalam menikmati bibir sang istri. Terlihat seksi dan mesra begitu romantis di mata semua orang!
Beberapa bawahan Alexander bahkan tampak malu-malu kucing dan tersenyum-senyum geli, merasa ikut bahagia dan sama bersemangatnya dengan sang aktor dalam menguasai sang istri di hadapan mereka.
Danish yang melihat hal itu, terkekeh sembari mengintip malu-malu dari sela-sela jari di wajahnya. Yang dia maksud adalah ciuman di pipi, tapi malah di bibir sang kakak!
Cecapan Arkan semakin keras dan keras sampai sang aktor tidak sadar sudah mendorong Casilda baring ke atas karpet, tangan kanan sudah membuka kancing kemeja sendiri. Sementara Casilda yang kaget dengan kekuatan sang suami yang lebih hebat daripada yang pernah dilakukannya selama ini, hanya bisa membola kaget dengan jantung berdentum-dentum luar biasa!
Dia sangat susah dihentikan!
'Kenapa Arkan bisa jadi sekuat ini? Dia kerasukan apa, sih?!' batin Casilda bingung, seolah-olah tubuhnya ditimpa martil ribuan kilo sampai merasa sudah mau mati tergencet!
“OK! CUKUP, NAK! JANGAN LEPAS KENDALI DI SINI! NANTI DI KAMAR SAJA MELAKUKANNYA, YA?!”
Pak Yusuf segera berdiri panik, keringat dingin, dan menerjang maju sembari meminta bantuan beberapa orang untuk memisahkan Arkan dari Casilda yang sepertinya sudah mulai tidak sadar dengan keadaan di sekitarnya.
Beberapa orang menyambut kejadian manis dan mengagetkan itu dengan gelak tawa luar biasa.
Casilda yang sudah pusing dengan mata berputar oleh ulah sang suami, hanya bisa memasang wajah linglung tak berdaya ketika sudah duduk dan berada dalam pelukan posesif sang aktor.
Wajah Arkan memerah sangat indah, seperti sudah benar-benar lupa daratan. Tubuh pria ini seketika saja gemetar hebat memeluk wanita yang sempat sangat dicintainya di masa lalu sampai mengalami depresi hebat, tapi untungnya berhasil disembunyikan dengan baik dengan kemampuan aktingnya yang luar biasa.
“Kamu tidak apa-apa? Maaf... aku kelepasan...” bisik Arkan pelan, telinga memerah hebat menyadari dirinya mendapat lonjakan adrenalin yang sulit dijelaskan oleh kata-kata. Status dirinya sebagai suami dari Casilda bergema dalam tubuhnya bagaikan alarm nyaring yang membuat pria ini merasakan getar-getar aneh di seluruh aliran darah.
Kegembiraan dan kebahagiaan ganjil yang hadir di hatinya, tidak bisa dielak oleh sang aktor sendiri. Tidak peduli dia semarah dan sedendam apa pun kepada wanita itu.
Akhirnya!
Akhirnya!!!
Setelah sekian tahun mencoba melupakannya, mencoba menyembuhkan patah hatinya, dan mencoba menjeratnya berkali-kali untuk balas dendam, wanita itu kini adalah miliknya secara sah!
Miliknya!
Milik Arkan Quinn Ezra Yamazaki seorang!
Hanya dia yang boleh melakukan apa pun kepadanya!
Di dadanya hadir perasaan super hangat yang Arkan rasa mampu membuatnya melayang hingga ke langit lapis tujuh!
“A-aku... aku tidak apa-apa...” balas Casilda linglung, membuyarkan tatapan Arkan yang sempat melamun menatap wajah cantik sang istri.
Entah hanya halusinasinya saja atau memang tatapan Arkan saat ini tiba-tiba saja melembut dengan cara yang aneh dan menghipnotis, membuat Casilda langsung diam seribu bahasa menatap wajah tampan sang suami.
“Apa kamu lapar?” tanya Arkan lirih, tidak sadar mengatakan hal itu dengan tatapan lembutnya masih terkunci kepada Casilda.
Sang istri dalam pelukannya, yang sama-sama terhipnotis dengan pesona satu sama lain, hanya mengangguk pelan tanpa kata. Sangat canggung dan linglung.
Di sisi lain, Alexander yang duduk bersila, bersedekap sembari satu tangan di dagu, memiringkan kepala menatap suami istri baru itu dengan sorot mata gelap misteriusnya yang sulit ditebak.
Di belakang, bagian dapur, beberapa wanita sibuk menyiapkan makanan yang sudah menumpuk di sana. Tentu saja semuanya dipersiapkan oleh Arkan sendiri dengan titah kepada kepala pelayan dari mansion pribadinya.
Walaupun itu adalah pernikahan dadakan dan rahasia yang sudah disepakati oleh semua orang, tapi sang aktor cukup memberikan pernikahan kecil yang masih terkesan sakral dan suci. Memang tidak mewah, tapi bisa dibilang para tamu yang hadir di sana dan hidangan yang sangat menggoda iman, membuat semuanya mampu merasakan suasana pernikahan pada umumnya.
“Ya, ampun! Kalian ini punya menantu yang sangat luar biasa! Sungguh beruntung Casilda mendapatkan suami yang begitu bucin dan penyayang seperti Arkan sang Top Star. Aih.... Aku jadi iri! Siapa sangka kalau ternyata pria tampan itu adalah kakak kelas Casilda dulu sewaktu SMA?” ungkap Bu Juli berbisik kepada ibu Casilda di sebelahnya. Keduanya berjalan menuju ruang tengah mengantarkan makanan baru untuk para tamu.
Di belakang kedua wanita ini, ada 2 pelayan dari mansion Arkan yang tentu saja sudah tahu apa tugas dan kewajiban masing-masing begitu mendengar perintah khusus dari Arkan yang sangat mendadak dan mengejutkan semua orang.
Ibu Casilda menimpali Bu Juli, tersenyum-senyum senang dengan pembawaan khasnya yang agak lemot dan lembut. Baju pesta merah mudanya terlihat sedikit kebesaran, membuatnya sangat sederhana dan semakin lugu ketimbang hari-hari biasanya.
“Kamu benar. Arkan sangat baik. Tidak sangka demi melindungi perasaan Casilda, dia harus berkorban jadi pria tak berperasaan yang harus menikah dengan wanita lain karena tekanan dari keluarganya. Bisnis orang kaya mana kita bisa mengerti, kan? Aku dengar, pernikahan kontrak memang sudah biasa di antara kalangan seperti mereka, tapi kasihan juga, ya? Menikah jadi seperti main-main saja. Memang itu taman bermain?” balas ibu Casilda polos, mengatakan ulang alasan Arkan yang setuju dan bersedia melakukan pernikahan rahasia hari ini juga yang bertujuan untuk meyakinkan semua pihak dengan keseriusannya kepada Casilda, tidak mempermainkannya seperti tuduhan Alexander beberapa jam lalu.
Dua pelayan di belakang mereka, hanya saling pandang dalam diam. Wajah keduanya sangat pucat dan terlihat gelisah. Dalam hati, keduanya mengutuki diri sendiri karena sudah terpilih oleh Arkan dengan masalah rumit sang aktor.
Selama beberapa saat, pernikahan kecil dan rahasia itu membuat semua orang yang hadir senang dan bahagia menikmati hidangan top yang telah dipesan bertahap oleh Arkan dari sebuah hotel bintang 5 dan kafe terkenal di ibukota.
Di saat Casilda sedang berbicara malu-malu dengan ibunya dan Bu Juli, Arkan yang mulai kesal dan gerah di ruang tamu kecil itu, melirik sebal kepada para tamu berjas hitam yang rata-rata adalah bawahan Alexander, membuat pria ini izin keluar dengan alasan ingin melakukan panggilan penting terkait pekerjaannya besok.
Sang aktor yang duduk di bawah pohon di sebuah pondok kecil tempat para warga sekitar ronda, menghela napas menatap langit siang itu.
Suami....
Sekarang dirinya adalah suami dari Casilda....
Ratu... Casilda... Wijaya...
Wajah sang aktor yang tengah melamun menatap langit biru yang sedikit berawan, memerah alami dengan binar bahagia di sana.
Senyum lebarnya tiba-tiba terentang indah.
“Sekarang, kamu tidak akan bisa lepas dariku, Gendut, “ bisik Arkan kecil, tidak sadar mengatakan itu dengan cara posesif dan penuh damba.
“Aku harap pernikahan ini bukanlah sebuah sandiwara kecil dari seorang aktor papan atas sepertimu.”
Lamunan Arkan tiba-tiba dibuyarkan oleh sebuah suara pria magnetis yang sangat merdu.
Arkan kontan mengerutkan keningnya jengkel, mata menatap marah kepada sosok Alexander yang sudah berdiri angkuh dengan satu tangan berada di dalam saku celana.
“Apa maksudmu?” balas Arkan dengan wajah dingin gelapnya, sorot mata penuh permusuhan.