Wanita cantik itu menyadarkan tubuhnya pada dinding yang ada di dekat pintu samping rumahnya yang bersebrangan dengan pintu samping rumah Bu Sari sang ibu mertua, ingatan wanita itu seolah olah kembali berputar putar di kepalanya sedikit demi sedikit berkelebat lalu saling menyambung lalu kemudian membuat hati dan logikanya seolah berperang. "Enggak mungkin, semuanya pasti salah. Ini pasti enggak kayak yang aku pikirkan. Bisa aja Betari cuma nitip sama Mas Nurhan, dan laki laki yang Gumilar telepon dengan kata rindunya pasti bukan Mas Nurhan," batin Gumilar dalam diamnya, kedua matanya terpejam dan terasa semakin panas. "Tapi kalau kayak gitu ceritanya kenapa Mas Nurhan enggak cerita sama aku? Padahal selama ini apapun yang terjadi Mas Nurhan pasti cerita tapi sekarang mereka berdua ba