Melihat sikap Pram dan mendengarkan hembusan napas Pram membuat Hanum merubah posisi berbaringnya. Ia berbaring miring dengan wajah menghadap Pram. "Tuan kenapa? Jangan marah ya Tuan, saya paham kok kalau seorang istri harus setia pada suaminya. Saya berjanji akan setia sampai Tuan mencerai..." "Siapa yang ingin cerai Hanuuum!!" Sahut Pram kesal. "Ehmm, maaf saya lupa. Kita tidak akan cerai, Tuan akan menikah lagi dan saya akan jadi is..." "Siapa yang ingin menikah lagi!?" Pram kembali bangun, ditatapnya Hanum seakan ia ingin menelan Hanum bulat-bulat. Hanum juga ikut bangun, ia tidak berusaha menutupi tubuh polosnya. "Tuan sudah pikun atau benar-benar pria labil sih" "Apa maksudmu!?" "Waktu itu Tuan sendiri yang bilang kalau Tuan tidak a