Pram berdiri di depan pintu kamar Hanum, ia meragu untuk mengetuk pintu dan menemui Hanum. Pram menundukan kepalanya, lalu mendongak sambil menghela napasnya. 'Mungkin aku harus meminimalisir pertemuan dengannya, agar hatiku bisa kembali tenang seperti sebelum kehadirannya. Aku harus mengembalikan fokusku pada Evita, karena dialah tujuanku menikah dengan Hanum, dan membuatnya masuk dalam kehidupanku, akan kutunggu beberapa minggu, apakah benih yang aku tanam sudah mulai tumbuh di rahim Hanum.' Pram meninggalkan depan pintu kamar Hanum, ia menaiki tangga ingin ke kamarnya, ia harus segera bersiap untuk pergi ke kantor, dan kembali pada kehidupannya seperti saat Hanum belum masuk dalam hidupnya. Hanum sendiri duduk diam di tepi ranjangnya, ia masih tidak memahami apa yang dir