PART. 46

1033 Kata

PART. 46 Soleh memarkir mobil pick up mertuanya di halaman teras samping. Ia dan Cantika sudah mandi, sudah sholat, juga sudah makan. Mereka bersiap untuk sholat maghrib di musholla. Sebelum turun dari mobil keduanya saling pandang. Mereka berdua terlihat sama gelisahnya. Gelisah karena rasa malu yang tengah melingkupi hati mereka. Mereka merasa tidak punya muka untuk bertemu kedua orang tua Cantika. "Bie," panggil Cantika bernada penuh kecemasan. Soleh yang masih duduk diam di belakang setir menolehkan kepalanya. "Turun Sayang," sahutnya lembut. "Malu ...." "Aku juga malu, tapi masa kita mau menghindar. Kita hadapi sama-sama ya, aku rasa Abba paham akan situasinya, makanya dia tidak membangunkan kita, dan lebih memilih pergi." Soleh menggenggam jemari Cantika. "Tapi Cantika m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN