Roselin Albernio, melangkahkan kakinya dengan anggun turun dari atas pesawat dan membuka kacamatanya, dengan perlahan. Menghirup udara Los Angeles yang sudah delapan tahun tidak pulang ke negara asalnya ini.
Rose lebih memilih mempertahan hubungannya dengan Mikail, dari pada harus dijodohkan dengan pria yang tidak dicintainya sama sekali. Sekarang Rose sangat bersyukur, karena dirinya memilih hal yang benar. Menemani Mikail sampai sesukses sekarang. Mereka bahkan, sering menjalin hubungan jarak jauh, tapi, rasa cinta mereka tetap bertahan dan tidak ada goyah dengan semua godaan yang datang.
Roses tersenyum melihat wanita dan anak kecil yang menunggu dirinya. Mikail tidak bisa menjemputnya ke bandara. Kekasihnya itu mengatakan ingin menemui lelaki yang
