Saat Afnan sampai di kantor, lebih tepatnya sampai di lantai di mana ruangannya berada, Afnan sama sekali tidak menemukan kehadiran Navisha, dan itu sukses membuatnya panik sekaligus juga takut. Afnan takut kalau sesuatu yang buruk terjadi pada Navisha. Afnan menghempaskan tubuhnya di sofa, lalu meraih meraih ponselnya, berniat menghubungi Navisha. Tapi Afnan mengurungkan niatnya untuk menghubungi Navisha dan memilih untuk kembali melanjutkan pekerjaannya. Afnan mencoba fokus pada pekerjaannya tapi tetap saja, bayang-bayang Navisha yang menahan tangis terus memenuhi otaknya, membuatnya sulit untuk fokus mengerjakan pekerjaannya yang masih menumpuk. "Astaga!" erang Afnan sambil meremas kuat rambut. Afnan menarik dalam nafasnya, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Pria itu terus m