Hari sudah berganti, dan pagi yang cerah sudah kembali datang menyapa. Mungkin semalam adalah malam yang sangat indah bagi Afnan, karena pada akhirnya ia bisa mengenalkan sang kekasih, calon istrinya, sekaligus calon Mommy Aqila, pada Abraham dan Aneth, kedua orangtuanya. Lain halnya dengan Navisha, karena bagi wanita itu, semalam adalah malam terburuk yang pernah ia rasakan sekaligus menjadi malam yang sangat ingin sekali Navisha anggap sebagai mimpi belaka. Tapi pada kenyataannya, apa yang terjadi semalam adalah nyata, bukan sekedar mimpi. Navisha mengerang, dengan tangan yang secara otomatis memijat keningnya yang berdenyut nyeri. Matanya masih senantiasa terpejam karena ia merasa kelopak matanya terasa berat sekali untuk terbuka. Itu pasti karena matanya sudah sangat membengkak ak