Pria dengan snelli dan stetoskop menggantung di leher itu bergerak cepat, langkahnya terburu-buru seperti dikejar sesuatu. Tujuannya saat ini adalah menemui sang adik yang sudah ada di loby rumah sakit tempatnya berpraktik koas. “Udah nunggu lama?” tanya Fasya, gelagapan. Sementara sosok berseragam akmil yang mendapatkan pertanyaan hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban. “Ada op?” tanya Aqlan, menebak alasan keterlambatan sang kakak. Sebagai mahasiwa kedokteran, kesibukan Fasya tidak jauh dari hal-hal yang berbau tindakan penyelamatan dan pengobatan. Aqlan sudah sangat hapal mengapa kakaknya tidak pernah menepati janji temu tepat waktu. Pasti karena ada jadwal operasi atau ujian dadakan, selalu disebabkan dua hal itu. “Iya, cito.” Fasya menyebutkan istilah medis yang berarti tind