"Jadi bagaimana kondisi Mathew?" Nindi memotong pembicaraan Papa Carlos dan Tabib, karena dari tadi Mereka hanya bercanda saja. Tabib kembali terkekeh. "Kamu itu serius sekali, Nak. Kamu gak boleh terlalu tegang. Kita sudah berusaha, tinggal Tuhan yang memutuskan." Kata Tabib tidak tersinggung. Nindi menghela nafas. Dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada Mathew. Walau Kedua Orang Tua Mathew sudah pasrah dan menyerahkan semuanya pada Nindi, tapi tetap saja Nindi akan merasa bersalah sekali kalau Mathew kenapa-napa. "Bisa minta tolong, Nak?" Tanya Tabib. "Apa Tabib?" Tanya Nindi antusias. Tabib menghela nafas. "Ini sebenarnya urusan Mereka tapi berimbas pada Anak." Kata Tabib lagi. Nindi dan Papa Carlos mengerutkan keningnya. "Apa maksud Tabib? Ada apa sebenarnya?" Tanya Nindi