Si Putih Bab 14 : Permohonan Maaf Nadine terlihat meringis, sedangkan pria mirip Baim Wong itu terlihat menatapnya penuh harap. Dasar, udah ada calon suami di depan mata begini, masih aja mau digodain. Nggak ada akhlak banget dia, aku mengepalkan tangan dan hanya bisa bersungut dalam hati. Mau marahin Galuh, juga nggak berani karena masalahku dengan Nadine belum selesai. "Ya sudah, saya pulang dulu, Bu Nadine. Maaf sudah mengganggu." Galuh menganggukkan kepala lalu membalikkan badan dan kembali ke motornya. Aku sedikit lega, karena Nadine tak menanggapi penyataan Galuh, semoga saja cinta pria itu hanya bertepuk sebelah tangan dan akulah pemenang hati gadis bermata teduh yang kini sudah kembali duduk di kursi teras. "Nad, siapa pria tadi?" tanyaku. "Hmm ... Dia guru penjas di sekolah