Pengakuan

1505 Kata

Aku buru-buru menghapus air mata dipipiku kemudian seakan-akan tidak terjadi apa-apa denganku aku kembali menghampiri Nabila yang sedang bersama dengan mbak seri dan juga Mbak Intan setidaknya dengan cara menggendong Nabila sakit hatiku karena membaca surat itu Bisa berkurang sedikit. Saat baru saja menggendong Nabila tiba-tiba ponselku bergetar, menandakan bahwa ada sebuah pesan yang baru saja diterima. Aku mengambil benda persegi empat tersebut kemudian memeriksa Siapakah pengirim pesan itu. Dan ternyata setelah diperiksa ternyata pengirim pesan tersebut adalah suamiku sendiri. Iya mengabariku bahwa ia telah sampai di tempat tujuannya. Tapi aku tidak peduli karena rasa sakit yang aku rasakan saat membaca surat di ruangan kerjanya tadi Masih Membekas hingga saat ini. Walaupun aku belum

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN