Terimakasih

1233 Kata
Tentu saja Laras tidak langsung pergi Iya tinggal dulu diam selama beberapa saat kemudian saat mas Pras membentaknya sekali lagi barulah ia berdiri dan menyeret kopernya keluar dari rumah kami tanpa sepatah kata pun tanpa perkataan Terimakasih ataupun apa yang bisa keluar dari mulutnya. Selepas kepergian Laras rumah kami Terasa seperti rumah lagi rasanya sudah damai tanpa adanya ocehan kemarahan Mertuaku setiap hari ataupun bentakan Laras terhadapku. Bukan karena aku tidak suka dimarahi ataupun ditegur oleh Mertuaku hanya saja aku yang tidak terbiasa diperlakukan seperti itu merasa aneh kepada diriku sendiri Berbulan-bulan rumah itu terasa damai tanpa kehadiran orang lain di rumah itu selain aku dan juga mas Pras dan tentu saja Mbak Sri yang terus-terusan menemaniku menemani hari-hari kosongku sembari menunggu suamiku pulang bekerja Tibalah saatnya kami melakukan acara 7 bulanan dan tentu saja sebagai anak mas Pras mengundang ibunya untuk datang ke rumah kami saat acara berlangsung tapi dengan catatan Laras tidak boleh ikut, new Mertuaku saat itu menyetujuinya namun saat hari H tiba Iya datang namun bersama Laras tentu saja hal tersebut membuat mas Pras kembali marah untuk pertama kalinya dalam hidupku aku melihatnya marah kepada ibunya sendiri sebab Iya begitu tidak suka dengan kehadiran Laras di rumah kami. " Mas sudah bilang sama ibu kalau Mas nggak suka kalau ibu bawa-bawa Laras ke sini. Laras itu bukan siapa-siapa kita Bu Jadi ibu nggak ada kewajiban untuk mengundang Laras kesini sekalipun Laras itu adalah keluarga kita kalau saya tidak mengundang Laras Ibu tidak hak untuk membawa wanita itu ke rumah saya Apalagi saya sudah Tekan kan kepada Ibu bahwa saya tidak ingin melihat adanya Laras di acara penting kami " ucap suamiku kepada ibu mertuaku Dan seakan tidak tahu malu Laras hanya langsung masuk kedalam rumah kami tanpa dipersilahkan. buru-buru aku langsung menghadangnya aku langsung melarangnya untuk masuk ke dalam rumah namun Entah kenapa secepat kilat ia tiba-tiba mendorongku hingga Aku terjatuh dan dan terjadilah pendarahan kepadaku. Saat itu yang aku dengar adalah berbagai macam teriakan dari para tamu dan juga keluarga kami tapi selang beberapa lama aku tidak bisa mengingat apapun Setelah itu aku sudah tidak ingat lagi apa yang terjadi kepadaku setelahnya namun saat bangun yang pertama kali aku lihat adalah selang infus yang menempel pada punggung tanganku dan juga ada suamiku yang sedang duduk tepat di sampingku. "Non kamu udah sadar "desis mas Pras sembari mengelus Rambutku dengan lembut. Tiba-tiba terlintas di ingatanku tentang kejadian tadi siang aku langsung melirik ke arah perutku dan dengan penuh rasa syukur ternyata kandunganku sepertinya tidak apa-apa karena perutku tidak mengempes " Mas bayinya tidak kenapa-kenapa kan? " Tanyaku kepada mas Pras yang secepat kilat dibalas anggukan oleh Nya Aku kembali bersyukur karena setidaknya baikku tidak kenapa-kenapa Aku harus dirawat di rumah sakit selama 3 hari lamanya, aku sendiri jadi merasa bersalah karena aku yang sakit sehingga mengharuskan kedua kakakku yang dari kampung tiba-tiba datang berkunjung Padahal mereka punya pekerjaan di sana Aku sendiri sudah mengatakan kepada mereka bahwa aku sudah tidak apa-apa itu hanyalah sebuah kecelakaan yang tidak disengaja titik tapi bukan mereka namanya kalau mereka tidak khawatir kepadaku Jadi selama aku di rumah sakit mereka berganti-gantian merawatku misalnya siang ini kakak pertama aku yang merawatku maka malam nanti kakak keduaku bersama mas Pras yang merawatku. Jujur aku sendiri merasa beruntung memiliki mereka semua yang perhatian kepada aku. Jadi saat aku pulang ke rumah barulah kedua Kakakku itu pulang ke kampung untuk kembali bekerja, mereka hanya berpesan kepadaku agar aku selalu berhati-hati kepada siapapun dan juga aku harus melawan kalau ada orang yang jahat kepadaku. Aku hanya mengiyakan ucapan mereka padahal aku sendiri jika dijahati oleh orang lain Justru malah aneh jika aku harus membalasnya dan tentu saja kalau aku sedang dijahati orang-orang lain in aku kan diam saja. Jadi selama pulang kerumah pengawasan mas Pras kepadaku terbilang jauh lebih ketat dari biasanya dan ia juga menambah asisten rumah tangga untuk membantuku terlebih lagi ketika dokter mau berpesan kepada mas Pras bahwa aku tidak boleh melakukan pekerjaan yang terlalu berat hal itu membuatnya semakin yakin untuk menambah asisten rumah tangga di rumah kami. Kalau saja kalian bertanya tentang Laras, Wanita itu sungguh bisa dibilang tidak tahu malu sebab Kata mas Pras Iya masih berani muncul di tengah-tengah keluarga kami saat aku harus dilarikan kerumah sakit ia juga tidak meminta maaf kepada mas Pras maupun kepada kedua kakakku, iya hanya hadir seperti seorang tamu yang menemani ibu mertuaku. Orang-orang sudah tahu bahwa yang mendorong ku adalah Laras tapi ibu mertua aku juga bersikeras bahwa itu semua adalah kecelakaan murni dan bukan salah Laras. Aku sendiri jadi semakin merasa bingung Mengapa Mertuaku itu sangat peduli terhadap Laras dan membela mati-matian wanita itu walaupun pasti ibu mertuaku tahu bahwa Laras itu adalah orang yang salah. Sementara kakakku dan juga mertua laki-lakiku justru sudah ingin mempolisikan Laras tapi aku tahan karena kasihan juga ia masih muda dan pasti perjalanannya masih panjang sangat sayang jika harus dihabiskan di balik jeruji besi "Aku berangkat dulu ya Sayang pulangnya enggak lama kok nanti kalau udah di bandara aku telepon lagi iya "Ucap suamiku sembari mencium keningku lembut sebelum ia berangkat Aku tersenyum kemudian meraih tangannya untukku cium setelah itu ia pun pergi jadi tinggallah aku bertiga di rumah dengan Mbak Sri dan Mbak Intan. Mbak Intan juga sama baiknya dengan bakteri karena Mbak Intan adalah saudaranya Mbak Sri yang juga saat ini bekerja menjadi asisten rumah tangga kami orangnya lebih muda daripada Mbak Sri dan sedikit gaul . Kehadiran Mbak Intan di rumah kami justru membuat rumah semakin ramai dan aku cukup senang karena itu berhubung karena aku sudah tidak punya banyak pekerjaan lagi jadi keadaan rumah yang ramai ya Cukup membuatku senang dan menghindarkan ku dari stres karena hamil "Jadi gimana Bu acara tujuh bulanan nya kemarin kan ketunda? " tanya Mbak Intan kepadaku aku jadi berpikir lagi ya Iya juga sih ada benarnya acara kemarin tertunda karena insiden kecelakaan yang tidak pernah kusangka "Nanti deh aku bicarain Lagi Sama mas Pras "jawabku namun sembari berpikir mengenai acara 7 bulanan kemarin yang gagal Yang ada di pikiranku adalah aku sudah merepotkan banyak orang yang sempat hadir di acara itu terlebih lagi kedua kakakku dan juga iparku aku yang jauh-jauh telah datang dari kampung dan mereka harus berakhir dengan menjagaku di Rumah Sakit bersama mas Pras. Tidak hanya tidak enak kepada keluargaku Aku juga merasa tidak enak kepada keluarga mas Pras yang menyempatkan untuk hadir di acara kami tapi semuanya batal karena kelakuan jahat Laras. Hari itu suamiku Agak terlambat sampai di rumah Aku khawatir sekali karena hujan sedang turun begitu derasnya Aku khawatir terjadi apa-apa dengan suamiku Tapi tiba-tiba saat aku sedang khawatir khawatir nya Iya datang dengan senyum merekah di wajahnya. Ia membuka pintu rumah lalu Ku sambut setelah itu ia memelukku erat Rasanya baru ditinggal sebentar saja aku sudah sangat rindu dengannya dan mungkin juga dia juga rindu kepadaku Selama hamil aku jadi merasa bahwa Semakin hari aku semakin manja dan semakin tidak ingin ditinggal oleh suamiku aku tahu itu salah tapi ya aku harus bagaimana? Semua itu tidak bisa kutahan. Dan lagi pula maspras juga tidak keberatan dengan hal tersebut ia malah senang dengan diriku setiap kali aku bertingkah menjadi depannya katanya dia jarang sekali melihat ku bertingkah seperti itu jadi setiap kali aku bertingkah manja ia akan mengabaikannya dalam sebuah video. Hari ini mas Pras ada rute penerbangan dari Jakarta ke Bali dan sempat-sempatnya membelikanku oleh-oleh dari pulau tersebut walaupun ia hanya terbang Sebentar aku yakin ia membeli oleh-oleh tersebut di bandara kebab melihat daftar harganya yang mahal membuatku jadi tertawa sebegitu ingin dia menyenangkan diriku sehingga ia tidak peduli seberapa banyak uangnya keluar
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN