DRIVE IN CINEMA

1810 Kata
                “Mas Pras, anget. Minum obat ya? Muka nya sampai merah gitu” Jawab Kinan, yang semakin sukses membuat Pras menahan napas karena jarak mereka yang sungguh sangat dekat. Sehingga Pras sendiri dapat mencium wangi parfume yang di pakai oleh Kinan. Ingin rasanya Pras menjawab dengan jujur bahwa ia tidak sedang sakit, melainkan ada sesuatu yang harus ia tuntaskan saat itu juga.                 “Cuma kecapean aja kok nan, gak apa – apa. gak usah minum obat juga nanti sembuh sendiri” Jawab Pras , kemudian ia duduk di meja makan menunggu istri nya itu selesai membuatkan teh hangat untuk menghilangkan rasa lelah mereka.                 Tak ada percakapan di antara keduanya, mereka sibuk dengan pikiran masing – masing, Kinan sibuk memikirkan apakah ia harus seranjang dengan Pras atau tidak, sementara Pras sibuk menenangkan dirinya sendiri. Entah apa yang terjadi malam nanti ketika mereka satu ranjang. Pras ragu apakah dirinya akan bisa melewati malam , atau tidak. Apakah ia akan baik – baik saja atau tidak. Sebenarnya tidak apa – apa jika ada sesuatu yang terjadi di antara mereka, toh, mereka ini sudah halal. Pras mungkin tidak apa – apa, tapi berbeda dengan Kinan.                 “Tidur yuk mas” Ajak Kinan, yang sukses membuat jantung Pras ingin meloncat keluar dari tempat nya, bagaimana bisa gadis itu dengan lantang nya mengajak Pras tidur apalagi dengan baju seperti itu. apakah Kinan tidak takut di terkam oleh suami nya itu?                 “Ahh… iya” Jawab Pras dengan jantung yang berdegub tidak karuan.  Kinan berjalan mendahului Pras, sementara Pras mengekor di belakangnya. Mengambil remote control kemudian mematikan lampu di beberapa titik ruangan yang tidak perlu di sinari cahaya lampu hingga pagi.                 Sesampainya di kamar, mereka berdua nampak canggung. Kinan tidur di sisi kiri tempat tidur, sedangkan Pras, berada di sisi kanan nya. Mereka berdua nampak canggung duduk di kasur tersebut. Sebenarnya Kinan sudah sangat mengantuk hanya saja, ia tidak tahu harus berbuat apa. kata orang, malam pertama akan menjadi malam yang sangat panjang. Namun Kinan tidak merasakan tanda – tanda malam panjang itu. melihat Pras yang sungguh sangat tenang , bahkan saat Kinan memakai baju yang sangat terbuka.                 “Lampunya dimatiin apa dinyalain aja nan?” Tanya Pras                 “Terserah mas aja, aku bisa tidur kalau terang maupun gelap kok” Jawab Kinan. Pras mengangguk kemudian mematikan lampu kamarnya menggunakan , sekali tepukan tangan. Di rumah baru mereka memang tergolong kedalam smart home, semuanya serba berbau modern hingga mereka tak perlu lebih bersusah payah lagi. Setelah mematikan lampu, Pras segera berbaring di sebelah kinan, rasanya canggung sekaligus aneh. Padahal semalam Pras, masih tidur sendiri, sekarang sudah ada Kinan di sampingnya. Waktu memang begitu lucu.                 Semalaman , Pras hampir tak bisa tidur, ia gelisah tiap kali mata nya tak sengaja menatap sang istri yang sedang tertidur pulas. Beberapa kali baju yang dikenakan oleh Kinan terangkat sehingga menampilkan perut dan pinggang ramping gadis itu, Pras hampir saja kalah dengan nafsu nya sendiri. Namun untung saja ia masih bisa menahannya. Kalau saja ia tidak memaksakan diri untuk memejamkan mata. Mungkin Kinan sudah habis malam tadi.                 Kinan membuka matanya pelan – pelan, sesuatu yang berat berada di atas perutnya. Kinan kesulitan bergerak sebab seseorang sedang memeluknya saat ini. Kinan mengerjapkan mata nya, berusaha sadar dari tidurnya. Pras, memeluknya dengan hangat. Menjadikannya sebagai guling bernyawa, tanpa sadar, kini Jantung Kinan berdegub kencang, inilah kali pertamanya di peluk oleh laki – laki lain selain keluarganya sendiri. Beberapa kali ia mencoba untuk melepaskan dirinya dari pelukan sang suami, namun tidak berhasil, tenaga nya tidak cukup kuat untuk sekedar mengangkat lengan kekar milik Pras, jadilah ia pasrah saja, menunggu Pras terbangun dari tidurnya.                 Pras terbangun ketika jam sudah menunjukan pukul sebelas siang, sementara Kinan sepertinya kembali tertidur karena terlalu lama menunggu Pras bangun. Pras sedikit bergerak, sontak membuat Kinan tersadar. Dengan cepat Pras memindahkannya, karena merasa tidak enak karena telah memeluk Kinan sembarangan.                 “Maaf nan, semalam saya gak sadar udah meluk kamu, maaf ya” Ucap Pras sembari memeluk tengkuknya yang tak gatal, jujur saja, Pras tidak pernah merasa secanggung ini ketika bersama orang lain.                 “Eh… gapapa mas. Lagian udah halal juga” Jawab Kinan yang sontak membuat pipi Pras memerah, Maksud kamu apa nan ngomong gitu ke aku?.  Tanya Pras dalam hati.                 “Eh… mas laper ya? Aku bikinin makan siang yaa” Ucap Kinan yang langsung berdiri dari tempat tidur, kemudian bersih – bersih sebentar di kamar mandi setelah itu ia ke dapur, untuk membuatkan sarapan sekaligus makan siang untuk suami nya itu.                 Pras masih berdiam diri di tempatnya, menatap pantulan dirinya dari dalam cermin. Ia tetap saja terlihat tampan walupun baru bangun tidur. Pras masih tidak menyangka kalau dirinya sekarang telah menyandang status sebagai seorang suami, padahal kemarin pagi di jam yang sama, ia masih berada di perjalanan menuju gedung untuk menggelar acara ijab qobul sekaligus resepsi pernikahannya bersama Kinan.                 Setelah puas memandang dirinya sendiri di cermin, Pras bangun untuk bersih – bersih sekaligus menemani Kinan yang sedang memasak di dapur. Dari kejauhan Pras melihat Kinan yang tengah sibuk dengan masakannya, heran, kenapa ada bahan masakan di rumahnya padahal ia belum sempat menemani sang istri untuk berbelanja bulanan.                 “Nan… masak apa?” Tanya Pras , Kinan menoleh sebentar kemudian melanjutkan lagi apa yang sedang ia kerjakan.                 “Ahh ini mas, kemarin bude ku nyimpen sedikit bahan makanan, jadi bikin deh. Lumayan pengganjal perut. Tapi belum ada beras. Kapan ya mas bisa belanja bulanan?” Tanya Kinan. Pras berpikir sejenak, kemudian menghampiri istrinya itu.                 “Hmmm, hari ini bisa sih nan. Tapi kamu kan belum ambil barang ya? Gimana kalau belanjanya besok aja? Gapapa hari ini kita makan malam di luar aja” Jawab Pras, Kinan mengangguk setuju. Tak lama kemudian , masakannya pun jadi. Mereka kemudian makan siang bersama kemudian setelah itu mereka bersiap – siap menuju Apartement yang kemarin di sewa oleh Kinan untuk mengambil barang – barang Kinan yang masih tertinggal disana. *****                 “Nan ini kamu kok barang nya dikit banget, yang lain dikemanain?” Tanya Pras saat mengangkut barang – barang istrinya naik ke atas mobil, Kinan tertawa renyah.                 “Anak kost mana ada punya barang banyak mas” Jawab Kinan yang hanya dihadiahi anggukan oleh Pras. KINAN POV             Hari pertama jadi istri dari seorang Captain Ilham Mas Prasetyo Adi Nugraha, cukup bikin jantungku rasanya gak sehat. Gak tau kenapa akhir – akhir ini, maksudnya, setelah nikah dengan mas Pras , pergerakannya jadi kayak bikin aku kaget – kagetan sendiri. Setelah semalam kami tidur sambil pelukan terus pagi nya jadi sarapan bareng, tetap aja masih bikin aku ngerasa gak percaya. Gimana ya? Ini Mas Pras looh? Cogannya orang – orang kampung. Sekarang malah jadi suami ku.                  “Nan ini kamu kok barang nya dikit banget, yang lain dikemanain?” Tanya Mas Pras saat mengangkut barang – barang ku naik ke atas mobil, Aku tertawa renyah mendengarnya                 “Anak kost mana ada punya barang banyak mas” Jawab Ku yang hanya dihadiahi anggukan oleh Pras.                 Setelah mengambil barang – barang , kami berdua tidak langsung pulang. Entah dapat ide darimana Mas Pras membawaku untuk menonton Drive In Cinema, alasannya cukup klasik dan sedikit romantis, kata nya. Pengantin baru harus romantis – romantisan. Nanti kalau udah punya anak bakalan susah, ya bener juga. Tapi kan kalau ngomongin soal anak… gimana mau jadi, mas Pras aja gak ada pergerakan.                 Kami nonton di daerah BSD, mas Pras beli tiket, cek sana sini, setelah itu kami di arahkan untuk memarkirkan mobil. Rasanya? Rasanya cukup seru. Kami berdua di dalam mobil, ditemani dengan beberapa cemilan yang Mas Pras beli. Plus, selimut sewaan. Rasanya seperti nonton bioskop beneran, tapi versi lebih romantisnya.                 Saat kami sedang menonton film, mata ku sebenarnya tidak bisa lepas dari wajah tampan milik suami ku, rasa nya aku ingin terus menatap wajah nya. Namun ya tentu saja aku terlalu malu untuk jujur. Terkadang saat mas Pras menengok ke arahku, aku pura – pura hendak mengambil popcorn atau paling tidak aku berusaha celingak celinguk. Padahal jika di pikir, tidak ada yang salah dari semuanya, kami sudah menikah , mas Pras mencintaiku, tapi aku masih malu jika harus se – agresif itu. mengingat bahwa kami berdua adalah sepasang suami – istri akibat perjodohan, tidak sepantasnya aku bisa se – agresif itu.                 “Nan… kenapa lirik – lirik” Ucap Mas Pras tanpa menatapku, aku langsung kelimpungan sendiri, berusaha mencari alasan yang bisa diterima dengan akal sehat.                 “Gak lirik – lirik kok mas, orang aku lagi nonton” Jawabku asal                 “Masa? Kalau beneran nonton barusan ada adegan apa?” Tanya Pras, mampus. Mati aku, aku bahkan tidak memperhatikan film nya sejak awal sehingga aku bahkan tidak tahu yang mana pemeran utama nya.                 “Eh… enggak ta-” CUP                 Mas Pras mencium pipi ku tiba – tiba, aku membeku di tempat selama beberapa detik kemudian berusaha menetralkan detak jantungku yang tiba – tiba berdetak begitu cepat. Jujur, ini adalah kali pertama ku di cium oleh seorang Pria. Maka dari itu, jantungku berdetak tidak karuan.                 “Barusan adegannya kayak gitu, makanya nonton yaa” Ucap Mas Pras sembari mengacak rambutku, aku masih diam , memegang pipi ku yang baru saja ia cium. Demi apapun , wajah ku bahkan menghangat.                 Setelah film nya selesai, kami berdua memutuskan untuk pulang. Sejak di cium tadi, aku bahkan sudah tidak bisa fokus karena detak jantung ku yang bisa dibilang tidak normal lagi. Bagaimana ini? Nanti aku akan seranjang dengan Mas Pras, aku harus apa? Pipi ku sejak tadi masih memerah                 Pertanyaan – pertanyaan tadi masih terus melintas di kepalaku, aku berusaha menetralkan pikiran dan perasaanku sementara Mas Pras hanya senyum – senyum saja sejak tadi. Apa – apaan dia itu ? apakah ia sedang berusaha merayu ku?                 “Film nya bagus ya nan?” Tanya Mas Pras                 “Iya mas, bagus” jawabku asal, aku bahkan tidak mengingat satupun adegan film yang tadi kami nonton karena sibuk menatap mas Pras sekaligus sibuk menenangkan pikiranku yang bisa kubilang sama sekali tidak masuk akal hanya karena di cium oleh suamiku itu. padahal kan seharusnya aku biasa saja, maklumi saja lah, kami ini masih pengantin baru.                 Sesampainya di rumah, ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, nampak nya mas Pras memang benar – benar sangat lelah. Aku menyiapkan air hangat untuk ia mandi, setelah itu barulah aku benar – benar memanggilnya.                 “Mas , bersih – bersih dulu ya” Ucapku kepada mas Pras, ia lantas bangun kemudian mengangguk dan melewatiku saat berjalan menuju kamar mandi, setelah mas Pras mandi, kini gilaranku. Setelahnya, aku masih memakai salah satu baju – baju yang diberikan oleh para teman – temanku karena baju – baju di koperku belum sempat ku rapihkan dan mungkin besok saja, aku juga tidak mengingat dimana ku letakan baju tidur yang sering ku pakai.                 “Mau nge teh gak mas?” Tanya ku saat Mas Pras sedang memakai baju nya Ia menggeleng                 “Kamu mau nan? Aku gak usah deh. Mending langsung tidur aja” Jawabnya, aku mengangguk, kalau begitu tidak usah juga.                 Aku naik ke atas ranjang di susul oleh mas Pras, ia langsung memejamkan matanya. Aku? Aku tentu saja terus terusan menatapnya dari samping                 “Nan… lirik – lirik mulu, mau di cium lagi?” Tanya nya. Aku heran karena ia sedang menutup matanya, lantas mengapa ia tau bahwa aku sedang menatapnya?  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN