Tata meringkuk di atas ranjangnya, ia memegang pipi yang terasa panas. Sakit, kecewa dan tidak percaya bahwa abangnya bisa melakukan itu padanya. Abang yang selama ini menyayanginya, membelanya dan mendukungnya, hari ini berhasil menjatuhkan harga dirinya di hadapan sang musuh. Kilatan amarah terpancar jelas dari sorot matanya, ia merasa tak terima dengan penghinaan yang baru saja didapatkan olehnya. Ibun mengetuk pintu dan langsung masuk tanpa permisi. Tata terkejut karena ternyata lupa mengunci pintu sehingga Ibun bisa masuk tanpa izinya. "Bun, tutup dan kunci pintunya." Ibun mengangguk dan langsung mengiyakan permintaan anak bungsu, lalu beliau mendekati anaknya. Naik ke atas ranjang dan duduk di sampingnya, menatap lekat wajah gadis cantiknya itu. Wajahnya basah, bahkan air matanya b