Keesokan harinya saat keempat itu baru saja turun dari kamarnya dan menuju ruang makan. Tiba-tiba bel berbunyi, Mbak melangkah menuju pintu utama untuk membuka pintu sedangkan mereka sudah duduk santai di kursinya masing-masing bersiap untuk sarapan. Mbak terpogoh-pogoh menghampiri Ara ke ruang makan dan memberitahu siapakah gerangan yang datang. "Non, mohon maaf." "Kenapa, Mbak? Siapa yang datang?" "Om Andi, Non." "Hah?" ucap mereka serempak terkejut. "Om Andi, Mbak?" "Iya betul, Non. Om Andi dengan dua orang wanita hampir paruh baya." "Busyet, sepagi ini dia udah datangin kita. Benar-benar mantap jiwa rencananya sangat matang sekali. Salut aku," celetuk Iko yang di angguki oleh semua orang. "Ya sudah, Mbak. Tolong panggilkan kesini untuk sarapan bersama. Mbak kembali ke belakang