Tata terlihat mondar-mandir merasa tak tenang seperti akan terjadi sesuatu sebentar lagi, dari tadi ia berusaha memejamkan mata tapi tak kunjung terlelap. Rara memperhatikan sahabatnya itu yang terlihat gelisah. Hanya memperhatikan dan tak ada niat untuk bertanya, akhir-akhir ini Tata terlihat sangat sensitif sekali. Apapun masalahnya, selalu saja mudah terpancing emosinya. Saat sedang sibuk dengan pikiran dan hatinya sendiri, terdengar suara motor keluar dari pekarangan. Bergegas ia lari menuju balkon, memastikan siapa gerangan yang pergi. Dan ternyata abangnya yang pergi entah kemana. Perasaannya makin tak tenang dan tak karuan. Duduk ditepi ranjang, memikirkan kemana gerangan abangnya itu pergi. Pikiran jelek mulai menari-nari di dalam kepala mungilnya, segala kemungkinan bisa saja te