Aku kembali masuk ke dalam kamar, ini adalah tempat terbaik dan ternyaman untukku saat ini. Tapi, walaupun tempat ternyaman sekalipun, terkadang aku takut untuk memejamkan mata. Aku takut, jika saat memejamkan mata akan terbangun di tempat yang berbeda. Itu seringkali aku rasakan hingga saat ini. Bahkan terkadang aku tak bisa membedakan, apakah ini nyata atau di dalam mimpi. Gambaran demi gambaran selalu hadir dalam tidurku yang tak nyenyak. Sering aku beranggapan bahwa semua ini hanya mimpi semata, namun lagi-lagi anggapanku itu terpatahkan karena kenyataan secara tidak langsung datang tidak di waktu yang tepat. Sesak sekali rasanya ketika melihat gambaran menyedihkan yang hadir. Sebenarnya, aku sudah mengetahui keadaan Putri jauh sebelum Ara mencurigai bahwa Putri tidak baik-baik saja