Bab 34. Memenangkan Argumen

1177 Kata

"Tidurlah dulu," ucap Narendra dengan lembut. Dinara hanya mengangguk tanpa dapat membuka mata, sebab rasa pusing dan mual langsung menghantam jika melihat cahaya. Terdengar hembusan napas kasar sebelum kesunyian kembali menyapa. Ingin tidur tidak dapat dia lakukan sebab rasa pusing itu kian menjelma menjadi hantaman yang membuatnya mengerang kencang. Seperti mau mati saja rasanya! Dinara sendirian di dalam kegelapan, air matanya meluncur deras seiring rasa sakit yang membuat tubuhnya seakan-akan tersayat oleh pisau. Entah berapa lama Dinara bergumul dengan rasa sakit itu sampai telinganya menangkap suara Narendra sebelum kesadarannya melemah. Pria itu memanggilnya dengan cemas. *** Narendra yang baru kembali dari meeting yang dia paksakan selesai secepatnya, terkejut saat melihat Di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN