Tania membuka matanya perlahan, bias cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar. Membuat kepalanya pusing. Ia menatap ke samping dan tidak menemukan siapapun di sebelahnya. Tania memegang kepalanya dan mengingat kejadian semalam. Jadi semua itu adalah nyata? Tania menangis dan semua yang dialami oleh dirinya adalah nyata. Ken benar melakukan itu dengannya. Tania meringis merasakan gesekan kakinya, yang membuat miliknya terasa sakit. Tania mengusap air matanya kasar, mencoba untuk turun dari atas ranjang. Tania jatuh terduduk memegang kakinya yang tidak bisa berdiri. “Kau mau ke mana?” Mata Tania melihat Ken yang berdiri di pintu menatap tajam pada Tania. “Bukan urusanmu!” Jawab Tania ketus, menatap pada pintu kamar mandi yang ada di depannya. Tania mau menbersihkan badannya di kamar