Ex-wife

1099 Kata
Hari demi hari perusahaan yang dipimpin oleh Reynold berkembang pesat dan sudah mendapatkan untung besar. Reynold dengan penampilan casualnya pergi ke tempat hiburan milik dia bersama asisten dan sopir serta beberapa pengawal yang mengawalnya. Musik berdentum kencang. Semua orang yang di situ sedang menggerakkan tubuh mereka mengikuti iringan musik. Reynold menuju ruangan VIP. Di sana sudah ada teman-temannya yang tengah meminum minuman dan memakan camilan mereka. "Woi, Rey!" teriak David sambil melambaikan tangan pada Reynold. "Hai. Tempat ini bagus tidak?" tanya Reynold. "Keren banget," jawab Cynthia. "Lu mah norak," balas Kenzo. "Sudah, lu berdua jangan berantem. Gue jodohin juga nih," tegur David. "Mending kalian pesan makanan dan minuman dulu, nanti gue bayar semuanya," kata Reynold. "Wih, sultan kita mantap deh," balas David. Mereka langsung memesan minuman paling mahal di sana. "Oh iya, si Anton mana? Dia tidak datang?" tanya Reynold. "Hai, gue datang. Kalian pasti menunggu kehadiran gue," kata Anton. "Panjang umur lu," balas Kenzo. "Gila, gue habis diomongin nih. Gue tadi jemput dua cewek rempong, mereka lagi ke toilet. Biasa lama kalau cewek mah," kata Anton. "Iya gue pikir lu tidak datang. Lu sama Lina dan Sofia?" tanya Reynold. "Iya sama mereka. Oh iya, lu tidak ada niat cari pengganti mantan istri lu? Si sofia suka sama lu tahu," kata Anton. "Sudahlah, gue cuma menganggap mereka sahabat. Gue tidak bisa," balas Reynold. "Yaelah, sehebat apa sih mantan lu sampai susah dilupain?" tanya Anton. "Eh, lu yang baru datang cobain nih minuman. Enak banget," kata David. "Lu ganggu aja, lagi bicara serius nih," balas Anton. "Cukup, nanti aja lanjut mengobrolnya. dua cewek rempong sudah datang tuh," kata David. "Hello," kata Lina dengan senyum lebar sambil melambaikan tangannya. "Sofia duduk sini," perintah Kenzo. "Idih, yang diajak Sofia aja nih?" tanya Lina sambil menyibakkan rambutnya. "Lu aja sudah duduk samping Anton, ngapain gue suruh lu duduk," jawab Kenzo. "Sudah, kalian lebih baik menikmati musik sama sajian di sini. Gue mau melihat-lihat," kata Reynold. Reynold melihat ke bawah. Semua pengunjung terlihat sangat senang membuat dia tersenyum kecil karena semua usaha yang dia bangun bangun lancar. Senyum dia tiba-tiba memudar saat dia menangkap wajah seseorang yang paling dia benci tengah memangku seorang perempuan, tapi dia tahu orang itu bukan mantan istrinya. "Reynold," panggil seseorang. Reynold menoleh ke arah perempuan yang memanggilnya dengan raut wajah datar. "Ada apa?" tanya Reynold. "Gue ke sini mau menemani lu," jawab Sofia. "Gue bisa sendiri," balas Reynold. Reynold melewati Sofia. Dia masih menatap sinis ke arah pria yang pernah menghancurkan rumah tangganya, sedangkan Sofia kembali ke tempat teman-teman mereka berada. Reynold melangkah mendekat ke arah pria itu. Bugh Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Reynold membuat dia langsung menengok ke belakang. "Bro, lu ngapain?" tanya Kenzo yang tiba-tiba datang. "Kalian ini pada menyusul gue ngapain sih?" tanya Reynold. "Gue tahu apa yang lu lihat. Dia itu perebut istri lu, jangan lu samperin. Lu harus balas perbuatannya dengan cara pintar," balas Kenzo. "Iya, gue cuma emosi aja saat melihat wajah orang itu. Lagian dia pasti tidak mengenali gue yang sekarang," kata Reynold. "Iyalah, lu sekarang beda banget. Nanti dia kira lu orang gila," balas Kenzo. "Iya, sekarang kita balik ke tempat kita. Gue sudah kirim pesan ke Nick. Dia bilang dia sudah dapat informasi mengenai mantan gue," kata Reynold. "Oh, oke," balas Kenzo. "Susah banget sih Reynold melupakan Alexa, padahal ada Sofia yang suka banget sama dia," gumam Kenzo. Nick melihat Reynold sudah kembali menghampiri Reynold. Dia berhasil mendapatkan informasi di mana Alexa berada saat ini. "Bagus, akhirnya aku bisa tahu keadaan dia bagaimana," kata Reynold sambil menerima data-data mengenai Alexa dari Nick. Reynold tersenyum miring melihat apa yang dialami mantan istrinya saat ini. Dia akan membuat Alexa perlahan berada di genggamannya. Dia bukan pria lemah dan culun seperti dulu. "Aku akan membuat wanita yang mematahkan hatiku ikut merasakan apa yang aku rasakan dulu," gumam Reynold. "Tuan, apa sudah cukup?" tanya Nick. "Sudah, terima kasih. Satu lagi, tolong carikan sekretaris untuk aku. Hitung-hitung untuk meringankan pekerjaan kamu juga," jawab Reynold. "Baik, Tuan," balas Nick. "Nick, soal lowongan bukannya dari kemarin sudah kamu posting?" tanya Reynold. "Sudah, Tuan. Kita tinggal melakukan wawancara dan seleksi," jawab Nick. "Aku serakan pada kamu soal kegiatan itu. Aku yakin kamu tahu apa yang aku mau," kata Reynold menutup data-data yang dia baca. *** Di apartemen, seorang wanita tengah berkutat dengan laptopnya. Dia berharap bisa lulus seleksi dan bisa bekerja lagi. "Aku tidak bisa bergantung pada Gerry. Keluarganya akan sangat membenci aku karena aku benar-benar tidak berguna," kata Alexa pada diri dia sendiri. Tok tok tok Alexa langsung menyimpan laptopnya saat mendengar ketokan pintu dari luar. Dia membuka pintu kamar hingga dia melihat Gerry yang mabuk. "Eh, ada kekasihku. Aku kangen pada kamu," kata Gerry sambil memeluk Alexa. "Kamu kenapa pulang dalam keadaan mabuk?" tanya Alexa. "Aku lagi stres, Sayang. Kamu kapan sih pergi kerja? Aku butuh uang banyak buat usaha aku," jawab Gerry. "Kamu sebenarnya usaha apa sih?" tanya Alexa. Uwek Gerry memuntahkan semua isi perutnya di baju Alexa membuat Alexa membantu Gerry ke ranjang. Dia mengambil kain lap dan air yang dia taruh di baskom kecil, dia lalu membersihkan wajah kekasihnya. Sesekali Alexa menatap Gerry yang tertidur dengan tatapan sendu. "Aku juga butuh pemasukan. Orang tuaku marah padaku karena aku sudah tidak bisa membantu keuangan keluarga. Bagaimana ini? Aku bingung dan cuma bisa berharap aku keterima di perusahaan besar itu," gumam Alexa. Alexa beranjak dari duduknya setelah membersihkan tubuh Gerry. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. *** Reynold yang sudah selesai dengan pesta kecil-kecilan pamitan pulang pada teman-temannya, kecuali Sofia yang meminta diantarin pulang karena rumah dia dan rumah Reynold tidak jauh. Sofia duduk bersama Reynold, sedangkan Nick duduk bersama sopir. Sofia selama di perjalanan banyak bercerita pada Reynold walaupun pria itu hanya menanggapinya singkat. Dia melirik ke arah Reynold, dia sudah selesai dengan ceritanya dan bingung harus berbicara apa karena Reynold hanya menjawab singkat saja. "Lu masih sangat mencintai mantan istri lu?" tanya Sofia membuat Reynold menatap dia. "Kalau boleh jujur, iya gue sangat mencintainya," jawab Reynold. Ungkapan Reynold membuat hati Sofia benar-benar remuk. Dia tidak menyangka pria itu masih mencintai Alexa. "Apa tidak ada harapan lagi untuk wanita lain mengejar cinta lu? Bisa aja mereka lebih tulus," kata Sofia. "Sofia, asal lu tahu mantan istri gue dulu juga terlihat tulus. Bahkan kami menikah dengan kondisi gue yang tidak seperti sekarang. Ya, gue tahu pada akhirnya dia jenuh bersama gue hingga dia menemukan orang yang bisa membuat dia seperti ratu. Gue tidak bisa menyalahkan dia seratus persen dengan hubungan kami yang berantakan dulu," balas Reynold. "Oke," kata Sofia. Sofia sudah tidak berminat mendengar ucapan Reynold. Dia hanya diam saja hingga sampai kediamannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN