Alexa yang berada di dalam taksi terus tersenyum. Dia sangat bahagia karena akhirnya dia mendapatkan pekerjaan.
"Aku harus merayakannya bersama Gerry. Dia pasti senang saat tahu aku sudah bekerja kembali," gumam Alexa.
"Nona, kita sudah sampai," kata Rick.
"Iya. Terima kasih, Pak," balas Alexa menatap perusahaan milik keluarga Gerry.
Alexa membayar taksi lalu berjalan masuk ke dalam perusahaan Gerry. Dia pergi menuju resepsionis untuk meminta izin bertemu Gerry.
"Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya Mika.
"Saya mau bertemu Gerry," jawab Alexa.
"Nona sudah ada janji?" tanya Mika.
"Sudah," jawab Alexa.
"Saya hubungi tuan dulu. Mohon ditunggu," kata Mika.
"Baik, terima kasih," balas Alexa.
Alexa menunggu resepsionis menelepon. Tidak lama dia diperbolehkan langsung ke ruangan Gerry.
"Terima kasih," kata Alexa.
Alexa dengan senyum lebar melangkah cepat menuju lift. Saat sudah di dalam lift, dia memencet tombol lift itu. Dia mendengar beberapa perempuan yang mulutnya bawel menjadi kesal dan ingin sekali segera keluar dari lift.
"Eh,, kamu tahu enggak sih kalau bos kita itu ganteng banget? Jadi simpanannya aja aku mau," kata Lidya.
"Idih, kamu tidak bakal bisa ngalahin Hanna," balas Lisa.
"Siapa Hanna? Mungkin ini bos yang lain," gumam Alexa berusaha berpikiran positif.
Tidak lama suara pintu lift terbuka, Alexa langsung melangkahkan kaki menuju ruangan Gerry. Dia di sana disambut oleh seorang perempuan.
"Nona sudah ada janji?" tanya Hanna.
"Sudah," jawab Alexa sambil memperhatikan penampilan perempuan itu.
"Oke, mari saya antar ke dalam," kata Hanna.
"Hanna, ada apa?" tanya Gerry yang tidak melihat siapa yang datang.
"Tuan, ini ada tamu," jawab Hanna.
Gerry menatap ke depan. Dia meminta Hanna untuk keluar dari ruangannya.
"Dia sekretaris kamu?" tanya Alexa menatap Hanna yang sudah keluar dari ruangan Gerry.
"Iya," jawab Gerry.
"Pakaiannya seksi sekali, apa kamu tidak menegur dia untuk berpakaian lebih baik?" tanya Alexa dengan nada kesal.
"Alexa, aku sedang sibuk. Kamu duduk dulu saja," jawab Gerry.
"Sibuk apa? Aku ke sini tadi sudah info kamu bahwa aku mau ajak kamu makan siang," kata Alexa.
"Alexa cukup! Kamu tidak mengerti, jadi aku ini sedang dicecar oleh orang tua aku. Kamu seharusnya mendukung aku, bukan malah kamu datang untuk marah-marah tidak jelas," balas Gerry.
"Kamu bilang aku tidak jelas, terserah," kata Alexa.
Gerry mengusap wajahnya dengan kasar, dia menjadi tidak konsentrasi.
"Alexa, orang tuaku yang meminta sekretarisku berpenampilan seperti itu," kata Gerry.
"Benaran itu kemauan orang tua kamu?" tanya Alexa.
Alexa mengalihkan pandangannya ke samping. Mata dia berkaca-kaca, dia tidak rela kalau kekasihnya sampai merdekati perempuan lain.
"Alexa, kamu ini berlebihan. Kamu sudah makan belum? Kita lebih baik makan daripada kamu marah -marah terus," kata Gerry menghelakan napasnya.
"Aku diterima kerja, tapi kamu terlihat biasa aja. Bukannya kamu kemarin yang menyuruh aku untuk wawancara?" tanya Alexa.
Gerry berdiri lalu berjalan mendekati kekasihnya. Gerry spontan memeluk Alexa dengan erat membuat perempuan itu termenung.
"Sayang, selamat atas keberhasilan kamu. Maafkan aku yang selalu menuntut kamu. Andai saja aku bisa segera menikahi kamu, kita pasti akan hidup bersama anak-anak kita. Aku akan berusaha untuk mencapai tujuan kita. Sayang, aku minta tetap bersabar dan jangan pernah berpaling dari aku," kata Gerry.
"Aku berjanji akan terus berjuang supaya kita bisa segera menikah dan memiliki anak," balas Alexa.
Tiba-tiba suara dari perut Alexa berbunyi membuat pembicaraan mereka terhenti. Alexa langsung menutupi perutnya.
"Sayang, suara apa itu? Kamu pasti sudah sangat lapar," goda Gerry.
"Bikin merusak suasana nih," balas Alexa.
Gerry menggelitiki Alexa membuat suara tertawa Alexa menggema di ruangan itu. Mereka akhirnya saling menggelitik.
"Makanya jangan marah-marah mulu, tuh perut jadi tidak bisa kompromi deh," balas Gerry.
"Sayang, ayo kita makan. Kamu mau makan apa?" tanya Alexa.
"Sebenarnya aku mau makan kamu," jawab Gerry dengan tatapan polos.
"Nanti aja di apartemen," goda Alexa sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Iya deh. Tunggu sebentar, aku mau buka jas dulu," balas Gerry.
Gerry menaruh jas di kursi lalu mengambil dompetnya. Dia menghampiri Alexa.
"Aku yang bayar atau kamu?" tanya Alexa.
"Aku yang bayar. Hari ini hari perayaan kamu sudah dapat kerja, jadi nanti begitu kamu gajian kamu juga traktir aku dong," jawab Gerry sambil menoel hidung kekasihnya.
"Ayo pergi sekarang," rengek Alexa.
"Iya, Sayang," balas Gerry.
Gerry merangkul pinggang Alexa mesra dan erat. Mereka keluar dari ruang kerja Gerry.
"Tuan, nanti sore rapat," kata Hanna.
"Iya, Hanna. Saya cuma mau makan siang sama kekasih saya," balas Gerry.
"Baik, Tuan," kata Hanna menunduk.
Gerry bersama Alexa masuk ke dalam lift tanpa menyadari kalau mata Hanna menatap tajam Alexa yang dirangkulnya.
"Aku cemburu dengan sekretaris kamu," kata Alexa.
"Sayang, apa yang kamu cemburui? Kamu lebih cantik daripada dia," balas Gerry.
"Kamu pasti tidak akan menolak kalau dikasih ikan segar seperti dia," kata Alexa.
"Jadi kamu mau aku mengambilnya?" tanya Gerry.
"Tidak mau. Aku bejek kamu jadi ayam penyet kalau berani melakukan itu," jawab Alexa.
"Sudah, jangan bahas yang lain di hari bahagia kita ini," kata Gerry.
"Iya," balas Alexa bergelayut manja di tangan kekasihnya.
Pintu lift berbunyi dan terbuka. Mereka melangkah keluar dari lift lalu berjalan menuju mobil Gerry.
"Sayang, masuk," kata Gerry membukakan pintu mobil untuk kekasihnya.
"Terima kasih," balas Alex tersenyum manis dan masuk ke dalam mobil.
Gerry berjalan memutar menuju tempat mengemudi. Dia masuk ke dalam mobil lalu tersenyum pada kekasihnya.
"Sayang, pakai sabuk pengamannya," kata Gerry.
lya, Sayang," balas Alexa.
Gerry melihat Alexa kesulitan memakai sabuk pengaman membantunya.
"Sayang, terima kasih," kata Alexa.
"Sayang, terlalu kencang tidak?" tanya Gerry.
"Enggak kok, sudah pas," jawab Alexa.
"Oke," balas Gerry.
Gerry membelai lembut pipi Alexa lalu menyalakan mobil dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Sayang, boleh aku menyalakan musik?" tanya Alexa.
"Boleh. Kamu mau musik apa biar aku carikan?" tanya Gerry lembut.
"Musik yang tenang aja, jangan yang berisik. Aku tidak mau ganggu kamu," jawab Alexa.
"Sayang, aku tidak merasa terganggu," balas Gerry.
Alexa menyalakan musik santai. Dia menatap ke arah Gerry sambil sesekali bernyanyi.
"Aku kangen banget sama kamu," kata Alexa.
"Sayang, kita tiap hari ketemu," balas Gerry.
"Kamu akhir-akhir ini jarang selembut ini sama aku," kata Alexa dengan mata berkaca-kaca.
"Aku hanya sedang capek dan pusing dengan perusahaan. Orang tua aku mempercayakan perusahaan ini, aku takut gagal. Bisa habis aku diomelin mereka. Aku bisa sakit kalau mendapat teguran dari mereka," balas Gerry.
"Iya aku minta maaf karena aku terlalu menuntut. Aku cuma rindu sama kamu," kata Alexa membelai lembut tangan Gerry yang menggenggam tangannya.