"Kenapa bukan Alaka yang ke sini?" tanya Rafael seraya celingukan, mana tahu Alaka bersembunyi, karena ia hanya menemukan Rani. Padahal saat seorang pengantar mengatakan jika ada perempuan mencari Rafael, fokus di kepala cowok itu langsung mengarah pada Alaka. Sayangnya, dugaan Rafael salah, bukan Alaka yang ada di hadapannya, tapi Rani bersama kotak biru muda dalam dekapan. Perempuan itu tetap tersenyum meski menyadari sorot kekecewaan di wajah Rafael. "Kenapa? Maunya ketemu Alaka, ya? Dia enggak bisa ke sini, takut nangis lagi katanya." Rani terkikik sengaja membuka aib Alaka, ia duduk di sudut kursi panjang, Rafael pun melakukan hal yang sama. "Serius? Alaka nangis?" "Iya, Alaka nangis pas pulang dari sini. Cuma gue enggak tanya kenapanya, emang lo apain sih?" Sialnya, Rani malah