Malam ini merupakan malam pertama kami sebagai sepasang suami istri yang sah. Ayah dan ibu Zahra tidur di kamar yang satu sementara aku diminta untuk tidur di kamar Zahra bersama Zahra. Kami berdua diminta untuk langsung tidur berdua karena besok lusa adalah hari keberangkatanku ke Palestina. Aku setuju saja dengan ide ini. Zahra juga sepertinya menginginkan itu. Pertama-tama ini membuatku sangat canggung. Dulu aku biasa tidur di samping rumah ini sebagai penyewa, sementara sekarang aku tinggal bersama Zahra dalam rumahnya bahkan di dalam kamarnya. Ayahku dan Bibi Alpukah tidur di rumahku, hanya Bibi Salamah dan anaknya saja Safran yang pulang kembali ke Teluk Tiram. Aku dan Zahra menunaikan sholat Maghrib bersama-sama untuk pertama kalinya. Biasanya kami memang sholat bersama tetapi ha