Hari ini adalah harinya. Hari dimana aku akan berangkat menuju Palestina. Aku telah mempersiapkan segala sesuatunya. Passport dan keperluan-keperluan lain seperti baju, pakaian, obat-obatan seperti neuralgin—analgesic yang wajib kubawa ketika kemana-mana karena ini satu-satunya obat pereda sakit paling ampuh bagiku. Biasanya kalau merasa pusing, aku minum itu. Setelah mandi dan menunaikan sholat Subuh berjamaah bersama istriku Zahra, aku memakan sedikit sarapan yang telah Zahra siapkan walaupun hanya roti bakar dengan olesan selai nanas dan coklat. Nampak tak ada pancaran gairah dan aura kesenangan menyinari wajah Zahra hari ini. Aku cukup dapat memahami hal itu. Hari ini adalah hari perpisahan kami untuk sementara waktu. Mungkin akan berbeda dan Zahra pasti akan biasa-biasa saja—andai n