Aku merasa kepalaku telah di perban, aku pun melihat tangan dan kakiku juga di perban. Tiba-tiba terlintas lah di pikiranku akan sebuah ingatan, ingatan diriku sebelum aku seperti ini. “Hah, ya ampun! Aku mengelamai kecelakaan ya? Mengapa aku tidak mati saja? Oh Tuhan, mengapa kamu sangat adil padaku dalam kehidupan ini? Sementara Tuhan menyiksaku! Aku tidak mau memiliki keluarga baru. Aku tidak mau, Tuhan!” ucapku marah dan kesal. Saat aku mengoceh sendirian, tiba- tiba terdengar suara ketokan pintu. Aku pun segara berucap, “Siapa?” Terdengar jawaban dari luar, suara anak laki- laki yang menjawab “Boleh kami masuk saudariku?” Mendengar jawabnnya itu aku sudah bisa menebak siapa yang akan masuk kemari. Ya yang akan masuk kemari tak lain adalah saudara tiri yang menyebalkan. Ya b