Tidak lama kemudian, Hezky mengubah pandangannya ke arahku. Ia melihatku dengan wajah kesal pun melepaskanku. “Maaf, maaf!” ucapnya padaku. “Apa yang kamu lakukan? Oh ya ampun! Kamu tetap seperti pria bodoh ya? Apa Won baru saja melintas? Kamu menyembunyikan sesuatu loh!” “Ah tidak kok! Aku tidak menyembunyikan apa- apa. Bagaimana kalau kita membeli... pakaian? Ini, pakaian ini menarik dan bagus!” jawabnya mengalihkan perbincangan. Aku melihatnya dan tersenyum manis, aku sudah lama mengenalnya jadi aku taku sikapnya. Ia beralasan padaku dan pastilah Won memang melintasi jalan itu tadi. Tiba- tiba pelayan toko datang menghampiri kami berdua, “Permisi, nona dan tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu?.” “Apa maksudmu nona dan tuan? Saya bukan nona dari pria ini! Menyebalkan!” ucapku berg