Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kuna memejamkan matanya sesaat, ia menarik nafas panjang dan menganggap semua itu hanyalah mimpi meski ia menyadarinya. Tetapi Kuna terlanjut sakit hati, mengapa suami tercinta direbut darinya. Tiba-tiba terdengar suara seorang gadis memanggil namanya dengan sebutan ibu, gadis yang di tunggu-tunggu kedatangannya. “Ibu.... ibu, aku sudah pulang. Kamu dimana, ibu?” ucapku berteriak sembari membawa barang belanjaan. Aku menemukan ibu tiriku duduk di dekat kolam kerang dengan di bawah derasnya air hujan. Aku melihatnya, ia tampak begitu sedih. Aku segera meletakan barang belanjaanku di lantai dan bergegas menghampiri ibuku. “Ibu, ada apa? Mengapa ibu di luar? Ibu masuklah! Di luar hujan dan dingin” ucapku menuntunya masuk ke dalam rumah. Ibuku tak berkata apapun, ia hanya tersenyum p