Bab 1

1423 Kata
HAPPY READING *** “Papi …” “Papi …” Tigran lalu menoleh kearah sumber suara, ia memandang seorang balita mengenakan seragam berwarna orange dengan logo TK Cikal. Wajah balita itu sangat cantik, berambut lurus berponi, matanya bening, kulitnya putih dan umurnya sekitar 4-5 tahun. “Saya papi?” Ucap Tigran memastikan dirinya lah yang bernama papi. Balita itu tersenyum simpul dan mengangguk, “Yes, you are my daddy.” Tigran terdiam sejenak, lalu tertawa mendengar suara kecil itu berucap. “Really?” Ia merasa takjub mendengar kata papi dari bibir mungil itu. “Yes, I want you to be my daddy.” Tigran tersenyum, siapa yang tidak ingin menjadi ayah dari gadis cantik itu. Wajah cantik itu seperti malaikat, “Apa kamu nggak punya papi?” Tanya Tigran penasaran. Gadis kecil itu lalu menggelengkan kepala, “Kayla nggak punya papi,” ucapnya lirih. “Oh God, di mana papi kamu?” “I don’t know, mami bilang kalau papi pergi jauh.” “Oh God, di mana mami kamu?” Tanya Tigran penasaran. “Itu mami,” tunjuknya. Tigran mengarahkan matanya ke telunjuk gadis kecil itu. Ia memandang seorang wanita mengenakan dress putih dengan leher tinggi tanpa lengan, sedang fokus menatap ke arah leptop. Rambut lurusnya menjuntai ke wajahnya. Bulu matanya lentik dan hidungnya mancung, mengingatkannya pada salah satu artis ternama di negri ini. Di dekat leptop terdapat tas Hermes dan makanan. Ia tidak menyangka bahwa wanita cantik itu adalah ibu dari gadis ini. Tigran sekali lagi memandang gadis kecil itu, “Nama kamu siapa cantik?” Ucap Tigran. “Kayla Callista.” “Beautiful name,” ucap Tigran lalu tertawa. “Thank you, papi.” Tigran tersenyum karena gadis kecil itu sangat cerdas, ”Kayla sekolah di mana?” Tanya Tigran. “TK Cikal.” Tigran tahu bahwa TK Cikal adalah satu Tk termahal di Jakarta, sekolah itu memiliki kurikulum Internasional Baccalaureate (IB). Biaya masuk atau uang pangkal di SD Cikal Cilandak adalah Rp104,3 juta (non-sibling) dan Rp93,9 juta (sibling), seperti dikutip dari Mommies Daily. Sementara biaya SPP adalah Rp6 juta per bulan, Rp17,4 juta per 3 bulan, atau Rp65,8 juta per tahun. Itu merupakan harga yang fantastis jika seorang single parent menghidupi untuk sekolah anak saja. Ia tahu biaya itu karena keponakannya juga sekolah di sana. Tigran melirik jam melingkar ditangannya menunjukan pukul 13.20 menit. Ia yakin gadis kecil itu baru pulang sekolah. “Kamu ingin saya menjadi papi kamu?” Tanya Tigran sekali lagi. “Iya, Kayla mau om jadi papi,” ucapnya pelan. Tigran tersenyum, “Iya, saya mau jadi papi kamu cantik.” “Really?” “Iya tentu saja. Bagaimana dengan mami kamu? Apa dia setuju saya jadi papi kamu.” Kayla mengedikan bahu, “Kayla nggak tau.” “Coba bilang dulu sama mami kamu. Boleh nggak papi ke sana?” “Owh, oke.” Tigran memandang gadis kecil itu melangkah menjauh dan berlari kecil dari sisi akuarium. Tigran lalu tersenyum penuh arti, ia melihat sekali lagi wanita yang fokus dengan leptopnya. Wanita itu tidak buruk menurutnya malah sebaliknya dia terlihat sangat berkelas. Tigran kembali menatap biscuit berbentuk bulat yang di atasnya terdapat huruf A berwarna pink. Biscuit berbahan organic yang terbuat dari beras, gandum, s**u, kacang-kacangan dan telur. Biscuit ini kaya akan protein tidak mengandung pengawet, lemak dan pewarna buatan, yang dibuat dikususkan untuk balita dan anak-anak. Ah, ia lupa memberikan biscuit ini kepada Kayla. Jika Kayla menyukai biscuit ini maka anak-anak lain menyukainya. Jujur ini terobosan barunya membuat produk cemilan sehat untuk si kecil. Cemilan ini salah satu alternative yang baik kepada ibu seluruh Indonesia yang khawatir memberikan snack untuk buah hatinya. Ia melihat dipasaran banyak sekali menjual biscuit untuk orang dewasa. Namun untuk anak-anak sangat sedikit di pasaran. Di perusahaanya ia sudah memproduksi banyak sekali biscuit dari berbagai rasa dan permen untuk orang dewasa. Produk-produknya sangat unggul di pasaran. Produk-produk unggulan mulai dari biscuit Rama, Kopika, Bang-Bang, Astar hingga minuman La Mineral, sampai kemasan teh telah ia lakukan dan semuanya laris dipasaran. Ia selalu berinovasi untuk memberikan hasil terbaik untuk konsumen. Membangun perusahaan makanan memang tidak mudah, butuh kegigihan dan ketekunan. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang dibangun oleh orang tuanya, dan ia sebagai anak pertama hanya melanjutkan perusahaan ini hingga maju lagi. Kini perusahaanya sudah tembuh ke pasar ASEAN. Perusahaan ia produksi dengan sektor bisnis makanan dan minuman tidak ada matinya. Perusahaanya hanya berokus pada makanan dan minuman saja. Ia membuat cemilan ini bukan untuk mengubah konsitensi rasa namun lebih kearah pasar luas. Tigran mencoba memakan biscuit itu sambil memandang ke arah akuarium, rasanya enak, tidak terlalu manis, susunya terasa dan renyah. Sangat cocok untuk di makan oleh anak-anak. Namun ia tidak tahu bagaimana selera anak-anak di luar. Karena produk ini masih sampel, ia perlu anak-anak untuk mencobanya. Jadilah ia terdampar di restoran ini. Tigran memandang sekali lagi wanita cantik itu dari kejauhan. Seketika hatinya bergetar ketika wajah cantiknya tidak berkonsentrasi pada layar leptop. Dia memanggil Kayla. Naomi harus berkonsentrasi penuh antara menjaga Kayla dan menatap ke arah layar leptop pada presentasi yang terbentang di layar persegi. Untung saja presentasi itu sudah selesai. Naomi mengawasi Kayla dari kejauhan, ia memandang Kayla kembali dan ia menyuapi Kayla dengan soup ayam. Biasanya ia menemani Kayla melihat akuarium raksasa ketika berkunjung ke kebun binatang. Namun sekarang ia menemani buah hatinya akuarium itu di Neo Soho Mall. Suasana restoran ini tidak terlalu ramai dan sangat tenang untuk berkonsentrasi. “Kay, kamu jangan pergi jauh-jauh ya, mainnya deket sini aja,” ucap Naomi. “Iya, mami,” Naomi memakan chiken Caesar salad, ia kembali menatap ke arah layar leptop dan menekan tombol off. Ia tadi menjemput Kayla ke sekolah, entahlah kenapa langkah kakinya bisa ke sini. Ia hanya ingin menikmati senin siang bersama Kayla. Jujur ini merupakan pertama kalinya ia ke restoran ini. Konsep restoran ini mengusung fun dining experience. Di dalam restoran terdapat sebuah akuarium raksasa berisi enam ekor penguin humbolt. Suasana restoran ini terlihat teduh dan sejuk, ditambah dengan interior ala dunia bawah air yang menghiasi sudut ruangan. Membuat siapapun yang berkunjung betah berlama-lama di sini. Jujur kebahagiaanya saat ini adalah melakukan kegiatan bersama Kayla. Kesibukannya sebagai pekerja dan ibu tunggal tidaklah mudah. Segudang pekerjaan membuatnya lelah. Sesekali jika waktu luang ia melakukan me-time bersama putrinya. “Kayla makan dulu,” ucap Naomi memanggil Kayla lagi. Kayla berlari menghampiri Naomi dan memakan soup ayamnya. Kayla memandang Naomi. “Mami.” “Iya sayang.” “Kayla udah ada papi,” ucap kayla. Naomi mengerutkan dahi, memandang Kayla cukup serius, “Papi?” Naomi bingung. “Iya, papi Kayla yang baru.” “Tadi Kayla bilang, mami itu mau nggak jadi papi Kayla. Om itu jawab mau jadi papi Kayla.” “Yang mana papinya?” “Itu,” tunjuk Kayla. Otomatis Naomi memandang ke arah yang ditunjuk oleh Kayla. Ia menatap seorang pria mengenakan kemeja putih yang berada tiga table darinya. Seketika mata mereka bertemu, dan saling berpandangan satu sama lain. Sorot mata tajam itu seakan menusuk hatinya. Dia memiliki mata elang, hidung mancung, alis tebal dan rahang yang kokoh. Naomi melihat pria itu menegakan tubuh, berjalan mendekati dirinya dan Kayla. Naomi menyelipkan rambut di telinga, ia tidak menyangka bahwa kini pria itu tepat di depan matanya. Dia memiliki d**a yang bidang dan tubuh proporsional. Bibir pria itu sedikit terangkat tanpa senyum. “Hai, saya Tigran Halbert,” ucapnya lalu mengulurkan tangan. Naomi menelan ludah, suara itu terdengar berat dan sexy. Naomi tidak tahu berbuat apa ia beranjak dari kursinya. Kini mereka saling berhadapan satu sama lain. Naomi menatap tangan kokoh itu. Naomi menatap Kayla yang memandangnya. Naomi membalas uluran tangan itu, “Saya Naomi Olaf, panggil saja Naomi.” Naomi merasakan tangan kokoh itu menyentuhnya, seolah ada aliran listrik menjalar ke tubuhnya. “Senang berkenalan dengan anda.” “Iya sama-sama,” ucap Naomi, lalu melepaskan tangannya. Akhirnya Tigran dapat memandang wajah itu dari jarak dekat. Ternyata wajah itu lebih cantik dari apa yang ia pikirkan. Benar kata pepatah mengatakan bahwa cinta datang dari mata turun ke hati. Ia tidak menyangkal bahwa mata memang jendela hati yang berperan penting dalam hubungan cinta. Dan sepertinya ia sudah menemukannya. Kontak mata memberi sinyal atas ketertarikannya. “Ini papi Kayla, mami.” ucapan Kayla menyadarkan Tigran dan Naomi. “Maaf, saya tidak tahu kalau Kayla menghampiri anda.” “Enggak apa-apa, saya yang terima kasih bisa berkenalan dengan Kayla. Boleh saya duduk?” “Oh, ya silahkan,” ucap Naomi antara bingung dan ragu menyambut pria bernama Tigran. Ia melirik Kayla yang tampak bahagia. “Thank you, papi.” “Iya sama-sama Kayla cantik.” ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN