Part 6

766 Kata
Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa usia kandungan Amora kini menginjak usia sembilan bulan. Menurut perkiraan dokter sekita dua Minggu lagi dia akan melahirkan. Tapi bisa aja lebih cepat atau lebih lama dari perkiraan, maka dari itu Amora sudah mempersiapkan segala keperluannya selama proses persalinan nanti. Selama kehamilannya Amora tidak merasakan banyak kesulitan seperti ibu hamil yang di jumpainya di rumah sakit saat cek up. Mereka mengeluhkan banyak hal. Dan Amora bersyukur karna itu. Dia hanya mengalami 'morning sicknes' di tiga bulan awal kehamilannya selebihnya hanya sesekali ketika dia mencium bau tidak sedap. Sementara untuk mengidam, tidak ada yang aneh-aneh semuaya hanya makan sekitar yang mudah di dapatkan. Hanya satu yang di inginkannya yang ditentang oleh Valerie dan juga dokter kandungan nya, yaitu dia ingin bermain papan seluncur di pantai waktu itu. Dia bahkan menangis sejadi-jadinya agar di ijinkan akan tetapi tatapan membunuh dari Valerie yang dia dapat kan, kemudian dia menangis semalam karna ingin bermain papan seluncur. Karna tidak tega, akhirnya Valerie menginjinkannya dengan syarat tidak boleh berdiri diatas papan seluncur dia hanya boleh duduk di atas papan seluncur dan dengan ketinggian air sebatas lutut saja. Dan Amora bersorak heboh karena itu. Padahal usia kandungannya memasuki bulan ke enam pada waktu itu. Kembali lagi kesekarang.  Tiga bulan yang lalu Amora resmi membuka toko bunganya berada tepat di samping rumah yang ia beli beberapa bulan lalu.yang dia beri nama 'The Twin Florist'  dia memiliki dua orang karyawan untuk membantunya. Karna usia kandungan Amora sudah memasuki bulan ke sembilan dia lebih mudah lelah sekarang, bahkan hanya berjalan dari toko ke rumah pun dia sudah sangat kelelahan. Padahal tokonya berada tepat di samping rumah. Amora mengambil minuman dan camilan dari dapur, kemudian dia duduk di sofa. Selain cepat kelelahan dia juga gampang lapar, maklum dia membawa dua orang bayi di dalam perutnya, jadi dia membutuhkan lebih banyak makan dari pada biasanya. Amora menyalakan televisi dan sesekali menyuapkan camilan kemulutnya. Menggonta-ganti Chanel televisi hingga tangannya terhenti pada sebuah acara infotaintment yang menunjukkan sebuah pesta mewah yang diadakan di mansion keluarga SADEWA. Pesta itu diadakan untuk menyambut kehadiran calon penerus SADEWA GRUP. Istri dari Nicholas itu dikabarkan tengah mengandung, usia kandungannya masih cukup muda yaitu lima minggu. Melihat itu Amora kembali sedih. Dia tersenyum kecut, harusnya anak-anaknya juga mendapat sambutan yang seperti itu, bukan,, bukan pesta yang meriah dan mewah, tapi cukup dengan wajah-wajah yang bahagia itu dan ucapan 'selamat'. Tapi mengingat perlakuan Nicholas saat itu, sudah pasti anak-anaknya tidak akan diterima disana, atau mungkin yang lebih buruk anak-anaknya di lenyapkan. Amora menghela napas panjang. Dia tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Dia akan melakukan apapun untuk anak-anaknya. Bahkan jika harus mengorbankan nyawanya dia sudah siap.  Tiba-tiba Amora merasakan sakit di bagian perutnya."apakah sudah waktunya?" Amora bertanya dalam hati. Tidak mau menunggu lama Amora berteriak memanggil Valerie yang kebetulan berada di toko bunganya. Valerie yang mendengar teriakan itu berlari mencari Amora . "Amora apa yang terjadi?".tanya Valerie yang melihat Amora terduduk di sofa. "Shhhhh.. sakit Val, sepertinya aku akan melahirkan". Ringis Amora  "Tunngu sebentar ya , aku akan siapkan mobilnya kita ke rumah sakit sekarang".kata Valerie sambil berlari menuju garasi. Valerie memanaskan mobil kemudian dia berlari ke kamar Amora untuk mengambil tas yang berisi keperluan Amora untuk lahiran, yang sudah di siapkan Amora jauh-jauh hari. Dia menghampiri Amora kemudian memapahnya ke mobil. Yuna karyawan Amora yang melihat Valerie kesusahan datang membantunya memapah Amora.dan  Menempatkan Amora di bangku penumpang. Valerie meletakkan tas berisi keperluan Amora di samping kemudi dan dia duduk di bangku kemudi. "Saya titip toko ya Yun".kata Amora sambil menahan sakit  "Baik mbak, nanti setelah toko tutup saya akan menjenguk mbak ya?".kata Yuna sambil tersenyum yang juga dibalas senyuman Amora. "Ya sudah kami berangkat duluan ya Yun. Kamu hati-hati di toko" kata Valerie. dan tanpa menunggu jawaban Yuna, Valerie langsung mengemudi mobilnya menuju rumah sakit. Sudah hampir delapan jam Amora berjuang di ruang persalinan. Tapi bayinya belum juga mau keluar. "Kita coba lagi ya Bu, tarik napas yang dalam kemudian mengejan lagi seperti tadi". Ucap dokter yang menangani Amora. Sesuai kata dokter, Amora menarik napas dalam-dalam kemudian "ahhhkkk.." teriak Amora. "Ulangi lagi seperti itu bu".kata dokter lagi  "Dok saya gak sanggup lagi. Ya Tuhan ini benar-benar menyakitkan". Kata Amora lemah. "Tidak Bu , sedikit lagi, bertahanlah kepalanya sudah mulai kelihatan". Kata dokter menyemangati Amora. "Ya Tuhan, aku benar-benar mengutuk kebahagiaan Nicholas diatas rasa sakit ku. Ahhkkkk"  teriak Amora,. "cetarrr" suara petir menyambar dengan keras.  kemudian kegelapan melingkupi Amora . ++++++++++++++++ Hai aku up Lagi  Semoga kalian suka ceritanya   Baca juga cerita saya yang lainnya cek work saya ya  Jangan lupa tinggalkan jejak  Sory for typo  And happy reading. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN