"Ajari aku memasak."
"A-apa!" Sekretaris Kang seperti terhantam balok, dia sangat kaget, dia juga merasakan kembung, masuk angin, sakit kepala.
"Akhirnya ... terimakasih Tuhan ..." Bibi Kim menangis karena sangat terharu.
"Nona. Saya tidak salah dengar? Nona tak masuk kantor hanya untuk belajar memasak?" Sekretaris Kang masih tak percaya.
"Kau tuli? Bibi Kim apa perkataanku kurang jelas?"
"Jelas sekali Nona. Saya akan mengerahkan segala kemapuan untuk mengajari Nona. Serahkan semuanya kepada saya," Bibi Kim menepuk dadanya dengan bangga. Sementara Sekretaris Kang menggeleng sambil memukul kepalanya sendiri.
"Akhir-akhir ini sepertinya semua tidak normal," gumam Sekretaris Kang.
"Baiklah, pertemuan selesai. Kembali ke tempat masing-masing!" Joana bertepuk tangan. Bibi Kim segera berdiri lalu ikut bertepuk tangan dengan meriah. Sekretaris Kang terpaksa mengikuti sambil memasang wajah memelas, begitupun para pelayann senior yang juga terpaksa melakukannya.
***
Hari ini keadaan dapur tak biasanya. Bibi Kim asisten rumah tangga dengan puluhan pengalaman itu, mendapatkan masalah untuk pertama kali selama karirnya di dapur. Joana bukan hanya tak bisa memasak, tapi tak bisa mendengarkan orang lain. Dia berbuat apa saja semaunya hingga dapur tersebut berubah menjadi medan perang.
"Akh!" Joana membuat kulitnya terbakar. Dia meringis hingga Bibi Kim panik.
"Nona! sudah saya bilang, wajannya panas. Jangan terlalu dekat, Nona baik-baik saja?"
"Tak masalah, habis ini bagaimana?"
"Tangan Nona terluka! saya akan ambilkan kotak obat."
"Tak perlu, hanya luka kecil."
"Awalnya saya senang Nona belajar memasak. Tapi setelah semua ini ... Nona jangan belajar memasak lagi, aku mohon. Ini tak kan berhasil,"
"Apanya yang tak berhasil? kau meragukan kecerdasanku?"
"B-Bukan begitu ..."
"Lalu, setelah ini bagaimana!? aku harus memasukkan ini, kan?" Joana mengambil wadah lada.
"Nona, tunggu dulu ..."
"Masukkan ini, ini dan ini," tangan Joana lebih cepat dari ucapannya. Dia memasukkan lada, garam, ketumbar utuh. Dia memasukkan semua bumbu tanpa berpikir.
"N-Nona ... ini bukan makanan. Tapi racun. Jangan belajar memasak lagi, belajar yang lain saja. Berhentilah sekarang, kita harus mengobati tangan Nona ..."
Joana tak mempedulikan Bibi Kim sedikitpun, "Baiklah, masukkan daging. Lalu, sayuran ... aduk, aduk, aduk ..."
"Nona, kenapa masukkan daging dan sayuran sekaligus! dagingnya harus ditumis dahulu!"
"Begitukah? ayo kita mulai dari awal,"
"Ya Tuhan, mulai dari awal lagi?" Bibi Kim dengan kesabaran yang berkali-kali lipat itu mengeluh untuk pertama kalinya hari ini.
"Baiklah, mulai dari awal lagi. Hmm ...." Joana menutup matanya sambil berpikir keras, "Bibi Kim. Tadi mulainya bagaimana? apa yang harus kulakukan terlebih dahulu?"
"Nona!"
TBC