Annisa mendengarkan penuturan sang suami tanpa menyela sedikit pun. Sementara Bima menjelaskan kejadian dari awal tabrakan hingga operasi di rumah sakit secara rinci. Dia terlihat gelisah karena sepertinya keluarga Dina tidak mau berdamai. Terlebih lagi, kakak laki-lakinya. "Aku kayaknya mau minta bantuan Ibu. Biaya pengobatan Dina lumayan banyak. Aku belum mampu bayarnya," kata Bima lemas. Mereka berbaring di kamar setelah selesai sahur sembari menunggu azan Subuh berkumandang. Annisa menyandarkan kepala di lengan suaminya dan memeluk tubuh besar itu dengan erat. "Memangnya, berapa yang harus dibayar?" tanya wanita itu. Annisa jadi teringat saat mendiang Rahman sakit. Ibu mertuanya bahkan menjual beberapa aset untuk biaya pengobatan. Salah satu yang menjadi penyebab dia tetap bertah