"Si-siapa kamu,?" tanya Keanu dengan gemetar. Tubuhnya yang hanya terbalut handuk kimono, seperti diterpa angin dingin begitu pria itu muncul di pantulan cermin, untuk ke sekian kalinya.
Pria itu mengenakan jubah kebesaran, dan hanya berdiri mematung, tidak berkata sepatah kata pun. Hanya tatapan sinis dari matanya yang membuat Keanu jadi panas dingin.
"Siapa kamu!" sergah Keanu lagi. Dia segera berbalik, tapi tidak ada orang di belakangnya. Namun begitu Keanu berbalik, pria itu masih di sana.
Lampu kamar mandi mewah itu pun berkedip, kemudian mati.
"Arrghhh!" Keanu menjerit begitu terasa punggungnya seperti ditusuk.
Sedetik kemudian, lampu menyala dan terpampang jelas tulisan hiroglif besar-besar di cermin itu, yang artinya PENGKHIANAT.
Keanu ketakutan, karena tulisan itu dibuat dengan darah yang menetes dari luka di punggungnya.
*
"Neith, maaf. Aku tidak bisa menikah denganmu," suara Keanu di seberang telepon membuat hati Neith Arlend mencelos.
"Kenapa Kean?" tanya gadis itu dengan gamang. "Tinggal beberapa hari lagi. Semua persiapan sudah .... "
"Maaf Neith, tapi aku tidak ingin mati," ucap Keanu dengan gemetar. "Seorang pria berpakaian aneh datang ke rumahku beberapa kali, dan mengancam akan membunuhku jika kita menikah."
"Omong kosong apa itu Kean? Kau hanya mengarang bukan? Kenapa kau tidak lapor polisi jika benar itu adalah ancaman?" ujar Neith emosi.
"Neith dengar dulu, aku sudah melapor. Tapi ... tidak ada bukti pendobrakan apa pun, ini sangat aneh Neith! Aku hampir gila seminggu terakhir ini. Pria itu bahkan muncul saat aku mandi, Neith. Kupikir dia suruhan seseorang dari keluargamu yang tidak setuju kita menikah, tapi maaf Neith, ini sudah keterlaluan," keluh Keanu.
"Baiklah, Kean. Kau tidak perlu membual tentang pria yang tidak pernah ada! Kau ingin memutuskan pertunangan kita? Fine! Go to the hell!" umpat Neith Arlend tidak sabar, kemudian membanting telepon.
Gadis itu terduduk di sudut kamarnya, memandangi jendela yang telah basah oleh air hujan. Petir dan Guntur bersahutan, memekakkan telinga dan mengirimkan kilatan cahaya yang membelah malam.
Dia sedang mengerjakan desain terbaru perhiasan di komputer mahalnya, saat panggilan internasional dari tunangannya. Namun moodnya seketika sirna, mendapat kabar yang tidak menyenangkan itu. Neith memandangi cincin berlian yang melingkar di jari manisnya untuk sesaat, kemudian melemparnya tanpa perasaan.
Ya, ini sudah ketiga kalinya dia gagal menikah. Hatinya sudah mati untuk berharap lagi. Bahkan Neith berpikir untuk melajang seumur hidupnya, meski Brenda sahabatnya mengatakan jika setiap hal di dunia pasti diciptakan berpasangan.
Di tengah tangisnya sembari meringkuk memeluk lutut, ada satu bayangan pria tergambar jelas di jendela. Dia mengenakan jubah kebesaran raja Mesir, lengkap dengan penutup kepala berbentuk singa dan tatapan mata yang mampu menembus ruang dan waktu.
Pria misterius itu tersenyum, lalu menghilang seiring sambaran petir berikutnya.
~~~~#~~~~