... Benar saja, sebuah lengan kekar terulur, mengambil beberapa kain dan mengobrak abrik tumpukannya. Bahkan ada beberapa helai yang makin menumpuki tubuhku sehingga tidak kelihatan. Syukurlah. Setelah puas, mengobrak abrik gerobak. Terdengar percakapan kembali. "Jalan!" "Terima kasih Tuan," ucap sang pemilik kain. Kemudian gerobak pun bergerak. Aku tidak berani mengintip sama sekali khawatir jika masih banyak penjaga di sekitar sini. Namun dari cahaya matahari yang kian redup, sepertinya gerobak ini telah memasuki sebuah ruangan, atau area yang memiliki atap. Barulah kemudian ketika gerobak sudah berhenti aku mendengar percakapan kembali. "Saya Yazeed, saudagar kain. Ingin mengantarkan berbagai pilihan untuk yang mulia Depesire," kata saudagar itu. "Sebelum masuk, kau harus diper