Skyla dan Rosita sudah selesai belanja, saat ini mereka memutuskan untuk pulang. Rosita pulang bersama Galih karena itulah saat ini Skyla pulang sendiri.
Awalnya Sky merasa ada suatu hal yang mengganjal di hatinya, dia tidak tau apa yang akan dia ketahui tapi entah kenapa air matanya tiba-tiba menetes. Dia teringat Ibunya, Dia merasa bersalah karena kehadirannya di dunia ini membuat ibunya pergi dari dunia ini untuk selamanya.
"Maafkan Sky Bu" ucap Skyla.
Semua ini memang sudah takdir dia bahkan tidak meminta untuk lahir jikalau ibunya yang akan pergi, kelahirannya menimbulkan kebahagiaan dan kesedihan tapi Skyla harap Papanya tidak merasa sedih karena hal ini.
"Kehadiran Skyla membuat papa sedih karena kehilangan Ibu, Skyla juga rindu hiks" tangis Skyla pecah dirinya menangis dengan mengendarai mobilnya.
Skyla memang seperti itu, satu hari dalam satu bulan ada satu masa di mana hatinya terasa sakit dan dia menangis sendirian seperti ini. Skyla tidak pernah memperlihatkan tangisnya di depan Papanya dia tidak mau Papanya ikut sedih karena dia, banyak hal yang memang terjadi pada nya tapi sebisa mungkin dia akan tetap melakukan yanh terbaik demi masa depannya, Dia harapan Papanya dan apapun yang terjadi dia pasti akan melakukan yang terbaik demi semua yang telah Papanya perjuangkan untuknya.
Skyla kini sudah sampai rumah, terasa hening dan sepi hanya ada mereka di sini dan bahkan dia tidak memiliki pembantu karena memang mereka hanya hidup berdua. Setiap Papanya Libur Skyla akan membantu papanya untuk bersih-bersih rumah dan merawat tanaman yang memang sangat di sukai oleh Ibunya sejak dulu.
Hening dan sepi, Skyla memandangi Foto Ibu dan Papanya di sini. Foto yang terpasang dengan rapi, Ibunya tersenyum dengan memegang perut buncitnya, Papanya pula tersenyum merangkul Ibunya. Ini mungkin adalah foto terakhir sebelum Ibunya meninggal karena melahirkan dirinya.
Sebenarnya kehadiran dirinya hanyalah suatu hal yang memang tidak di harapkan oleh mereka semua, disini hanya Papanya yang menyayanginya. Karena kelahirannya neneknya kehilangan anaknya, Semua keluarga Ibunya bahkan sama sekali tidak ada perduli dan tidak senang jika ada dia di keluarga sana.
Skyla sedih pasti, sejak kecil dia juga ingin merasakan kasih sayang dari Ibu, tapi dia tidak memiliki nya tiap dia ingin kerumah neneknya selalu saja penolakan yang dia dapat dan berakhir dia menangis di gendongan Papanya.
Keluarga Papanya juga membencinya karena dirinya lah Papanya menderita dan bahkan tidak ingin menikah lagi. Keluarga besar Papanya selalu berusaha untuk mengenalkan wanita lain untuk Bagas, nama Papa Skyla tapi apa yang terjadi? Bagas menolaknya dia mengatakan jika tidak ingin menyakiti hati Skyla.
Bagas hanya takut jika perlakuan Ibu tiri akan membuat Skyla tidak nyaman, hal ini lah yang selalu membuat Bagas ingin tetap sendiri dan membesarkan Skyla dengan Baik.
Sejak Skyla kecil Bagas sudah berjuang sebagai kepala rumah tangga dan sebagai Ibu untuk Skyla. Kehidupan mereka awalnya terasa tenang karena ibu Bagas mau merawat Skyla ketika dirinya harus bekerja tapi ketika Skyla berumur empat tahun di saat itulah terjadi perbedaan pendapat. Ibu Bagas meminta untuk Bagas menikah lagi tapi karena Skyla dirinya menolak perintah Ibunya. Sejak saat itu Bagas tidak nyaman berada di sana, dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri yang telah dia beli bersama istrinya.
Skyla yang masih kecil saat itu harus ikut bolak balik dengan Papanya di rumah sakit. Dirinya belajar dan menunggu papanya yang sedang bekerja, Skyla sudah akrab dengan dunia medis sejak dirinya kecil karena itulah dia ingin menjadi seperti Papanya yang selalu membantu orang lain agar bisa sembuh dan beraktivitas seperti biasanya.
"Ibu, semoga Skyla dan Papa di beri kesehatan sampai nanti" ucap Skyla tersenyum menatap gambaran foto Ibunya.
Bagas menantikan Skyla sejak lama, dirinya tau jika mengandung Skyla adalah suatu hal yang sangat beresiko dengan keadaan istrinya yang seperti ini. Bagas selalu mengatakan jika memang tidak bisa ya sudah dia tidak akan memaksa istrinya untuk memiliki anak karena dia tau kondisi istrinya yang tidak memungkinkan, tapi saat itu Takdir berkata lain. Pernikahan mereka yang menginjak lima tahun akhirnya mereka di berikan momongan, Istrinya sangat bahagia bahkan dirinya mengatakan rela melakukan apapun yang penting anaknya bisa di selamatkan saat itu. Sampai saat terakhir pun istrinya selalu berpesan agar Bagas menjaga anak mereka dengan Baik, istrinya mungkin sudah memiliki firasat jika dia tidak bisa di selamatkan.
Istrinya hanya menitipkan, dia ingin anaknya di beri nama Sky artinya langit, Sky adalah harapan bagi dirinya hingga sampai Tuhan mengabulkan apa yang dia inginkan menjadi kenyataan seperti ini.
Di keheningan ini, Skyla tersentak mendengar dering ponsel miliknya. Papanya menelpon entah kenapa kini firasat nya mengatakan ada suatu hal yang tidak baik terjadi.
Skyla langsung mengangkat telponnya, tubuhnya terasa lemas dan dia seakan tidak memiliki kekuatan saat ini. Dia tidak percaya dengan apa yang di dengarnya tapi siapa yang bisa berpikir jernih jika saat ini orang lain yang menelpon dengan menggunakan ponsel milik Papanya itu.
"..... Pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan dan saat ini saya beserta orang yang berwajib membawanya ke rumah sakit terdekat disini..."
Dunia Skyla terasa runtuh dia bahkan tidak kuat untuk berdiri lagi, tapi dia bisa apa? Papanya adalah dunianya dengan bergegas dirinya langsung keluar dari rumah dan menguncinya dia pergi menuju ke rumah sakit yang dikatakan oleh penelpon itu. Dengan tangan bergetar kini Skyla menelpon temannya, Rosita dia menelpon Rosita tapi tiga kali mencoba pun tidak ada jawaban di sana.
Skyla lalu menelpon Galih, dia ingat Galih selalu mengatakan jika ada suatu hal yang terjadi maka Skyla harus menelponnya.
"Hallo Sky..." jawab Galih.
"Bang, Tolong Sky Bang" ucap Skyla menangis.
"Tenang Sky, kamu kenapa bilang sama Abang" ujar Galih ikut khawatir.
Galih tidak pernah melihat Skyla serapuh ini, pasti apa yang terjadi sangat membuat dirinya sedih sehingga dia bahkan gemetar, suara sedih dan tangisnya tidak bisa di bendung kembali.
"Abang, Papa Sky kecelakaan tolong Bang Sky sendirian kesana Abang tolong datang di tempat Papa kerja dia di bawa ke sana" ucap Skyla.
"Iya Dek, kamu tenang nyetirnya jangan ngebut Abang langsung kesana" ujar Galih.
Setelah menelpon Galih kini dirinya berusaha fokus dengan jalan, dia bahkan sampai frustasi karena jalan yang dia lalui macet seperti ini. Dia tidak bisa membayangkan bagiamana keadaan Papanya, dia berdoa semoga Papanya di berikan keselamatan dan diberikan kehidupan dengan umur panjang.
"Bertahan Pa, Jangan tinggalkan Skyla" Rapal Skyla dalam doanya.
Skyla rasanya tidak ingin kehilangan orang tua kembali, apapun itu dia tidak mau Papanya meninggalkan dia untuk selamanya karena memang selama ini dia hanya punya Papa dalam hidupnya.
***
Kenzo sampai rumah, dia langsung memberikan pesanan dari Mamanya karena Ale pamit akan langsung ke kamar karena dirinya merasa kurang enak badan. Rachela orang yang terlalu khawatir jika anaknya merasa sakit, karena itulah dalam hal seperti ini Ale tidak ingin membuat mamanya Khawatir.
"Ale mana, Kak?" tanya Rachela.
"Katanya Mau ke kamar Ma, biasa lagi PMS" jawab Kenzo.
"Oalah, ya udah Kak istirahat dulu mumpung pulang lebih awal, kalau kayak kemarin-kemarin kan pulangnya terlalu kemalaman" jelas Rachela.
"Baik Ma," ucap Kenzo.
"Nanti Mama panggil pas udah waktunya makan malam ya sayang" pesan Rachela dan diangguki oleh anaknya.
Walaupun semua anaknya sudah dewasa tapi Rachela selalu memperlakukan mereka seperti anak kecil, entah hal seperti ini memang sudah menjadi kebiasaan Rachela, Dia merasa anaknya tetaplah anak kecil yang membutuhkan kasih sayang nya sebagai orang tua.
Ali masih sangat sibuk dengan pekerjaannya, dirinya yang di rumah lah yang memiliki tanggungjawab untuk menjaga Anak-anak dan mengajarkan mereka melakukan yang terbaik nantinya.
"Bi, malam nanti bantu buatin Iga bakar serta sup nya," ucap Rachela meminta bantuan bibi.
"Baik Nyonya" jawab Bibi.
Rachela ingin mandi terlebih dahulu, dia tidak mau menyambut suaminya dalam keadaan yang masih asem nantinya, Suaminya hari ini mengatakan akan pulang lebih cepat dari biasanya, karena itulah Rachela sebagai istri ingin membuat suaminya bahagia karena di sambut dengan hangat oleh dirinya.
Baru saja Kenzo masuk tapi kini dirinya ijin untuk pergi ke rumah sakit kembali, dia baru saja mendapatkan pesan dari salah satu rekan sejawatnya jika ada salah satu dari mereka yang kecelakaan.
"Loh kakak mau kemana lagi?" tanya Rachela.
"Kakak harus ke rumah sakit Ma, ada yang membutuhkan pertolongan" jawab Kenzo dengan buru-buru.
"Kakak, jangan buru-buru nanti kenapa-kenapa" pesan Dari Rachela.
"Iya Ma, kakak berangkat" ucap Kenzo dan langsung diangguki oleh Rachela.
Kenzo tidak menyangka kenapa sampai beliau kecelakaan seperti ini, Kenzo sangat kenal dan bahkan selama ini dia banyak belajar dari orang itu di dunia kedokteran ini. Dia rasanya sampai tidak menyangka mendengar kabar yang mengejutkan baginya.
Kenzo berusaha mempercepat laju kendaraannya, dirinya berharap masih ada waktu untuk sampai sana dia tidak mau kehilangan orang yang sangat berarti bagi hidupnya, tanpa dia pasti saat itu Kenzo sudah menyerah dalam berusaha melakukan yang terbaik demi masa depannya.
***
Skyla sudah sampai di rumah sakit, dirinya langsung bertanya pada bagian informasi dan mereka mengatakan jika papanya masih berada di UGD, Jantung Skyla berdetak lebih kencang. Skyla lalu menelpon salah satu sepupu yang memang sangat baik dengannya, walaupun mereka jarang bertemu tapi sepupunya sangat baik dan berbeda dengan mereka yang selalu mengucilkan Skyla jika dirinya ikut dalam kumpul keluarga besar.
"Kak, ini Skyla, Papa kecelakaan kak" ucap Skyla, dengan suara gemetar dia mengatakan semua itu pada saudara nya.
Walaupun dia bahkan serasa tidak mampu tapi dia harus mengatakan hal ini agar keluarga mereka tau gimana kondisi Papanya di sini. Skyla juga tidak ingin Papanya kecelakaan, jikalau nanti mereka menuduh semuanya karena Skyla maka dirinya akan menerima itu semua, Skyla sejak lahir memang pembawa sial karena dirinya juga ibunya meninggal jika sampai papanya meninggal lagi pasti karena dia yang seperti ini.
Memikirkan hal ini saja sudah membuat Skyla sedih, kenapa dirinya sampai seperti ini? Skyla juga tidak ingin mengalami hal ini tapi semua itu merupakan suatu kehendak Tuhan, dia sebagai manusia hanya bisa untuk terus berusaha melakukan yang terbaik. Walaupun dia tau entah kuat atau tidak tapi dia akan berjuang melakukan yang terbaik, Skyla yakin Papanya masih diberikan kesempatan untuk hidup kedepannya.
"Suster Papa saya" Tanya Skyla.
"Skyla" panggil salah satu perawat yang dia kenal.
"Tante, papa Tante Papa" tangis Skyla.
"papa kamu kehabisan darah, golongan darah kamu dan papamu sama Ayo kamu ambil darah dulu, jangan nangis Nak kamu tau Papa kamu Kuat" ucap Suster Naya yang sudah lama bersahabat dengan Papanya.
Naya sudah memiliki suami dan suaminya sama sekali tidak mempermasalahkan hubungan persahabatan itu, mereka benar-benar bersahabat tanpa memiliki perasaan lebih dari itu, suami Naya juga tau bagaimana kesusahan dari Bagas dalam mengasuh Skyla karena itulah Dulu ketika Bagas harus keluar kota dia menitipkan Skyla kepada Naya, apalagi saat itu Naya sama sekali belum memiliki momongan, dirinya sangat senang ketika Skyla di titipkan kepadanya.
"Tante, tolong Papa" tangis Skyla.
"Sayang, sabar dan sadar berdoa yang terbaik untuk Papa kami" jawab Naya dengan penuh kehangatan.
Naya tau bagaimana kondisi Bagas sebenarnya, kondisi Bagas sangat parah dan dia juga bingung apakah Bagas bisa di selamatkan atau tidak karena memang kondisi Bagas saat ini sangat mengkhawatirkan.
Skyla berusaha menenangkan pikirannya, dia harap Papa nya mampu bertahan dalam kondisi sesulit apapun, Skyla hanya punya Papa dia tidak mau sampai Papa nya meninggalkan dia untuk selamanya.
Skyla hanya bisa menangis, dalam kondisi seperti ini tidak ada orang yang bersamanya saat ini, Dia hanya ingin di temani tidak seperti ini sendiri dan hanya meratapi tanpa bisa melakukan banyak hal untuk Papanya. Dirinya merasa seperti Ya Tuhan entah apa kesalahan yang dia perbuat sampai dirinya harus merasakan hal yang seperti ini, dia tidak ingin merasakan semua hal yang terasa sangat menyesakkan dadanya.
"Tante tau kamu kuat sayang, jangan nangis kamu kuat" bisik Tante Naya pada Skyla.
Skyla menguatkan dirinya dia memang kuat, dia bukan anak lemah semoga dia bisa tetap bertahan untuk Papanya. Kini Skyla adalah harapan Ibu dan Papanya, Papanya pasti ingin yang terbaik untuk Skyla.
"Kamu jangan mikir yang aneh-aneh, doakan Papa sembuh" ucap Naya.
"Kondisi Papa gimana Tante?" tanya Skyla mencoba tenang.
"Doakan saja yang terbaik Sayang," ujar Naya yang bahkan tidak sanggup mengatakan apa yang terjadi pada Bagas, dia bahkan merasa syok ketika pertama kali mendapat kabar tentang apa yang terjadi dengan sahabatnya itu.
Pikiran Naya juga kemana-mana dia kasihan dengan Skyla jika dia sendirian, apalagi dia tau disini tidak ada seorang pun yang menemani Skyla, tidak ada keluarga yang perduli dengan Skyla kecuali Papanya sendiri.
Naya memeluk Skyla setelah selesai transfusi darah, dia berharap Skyla menjadi anak yang kuat.
bersambung