8. New Friend

2057 Kata
Pukul 10.15 ini adalah jam favorite untuk sebagian besar pelajar karena jam itu merupakan jam istirahat dimana mereka bisa mengisi perut dan bersenda gurau bersama teman mereka, termasuk Naya. "Rani ke kantin yuk!" ajak Naya berdiri tepat di samping Rani. "Yaah... Nay maaf yah gue belum ngerjain tugas nih, lo sendiri dulu yah." sesal Rani yang tidak bisa menemani Naya istirahat. Naya mengembungkan pipinya, "ya udah deh gak pa-pa, gue duluan yah Ran!" ucap Naya dan berlalu dari kelasnya. "Cassie semoga lo cepet sembuh deh biar bisa ke sekolah lagi..." harap Naya dalam seraya melangkahkan kakinya menuju kantin. Sedangkan di sisi lain terlihat Erza, Aland dan Sam yang masih setia mengobrol di dalam kelas. "Gue gak nyangka ternyata anak baru tadi sekelas sama kita." bisik Sam pada kedua sahabatnya itu dengan sudut mata melirik anak baru yang tadi pagi Aland dan Erza lihat. "Gue juga gak nyangka dan bener kata Lu Za, dia mirip banget sama Diana." ucap Aland membuat Erza melirik murid baru tersebut sekilas. "Naya lebih cantik." ucap Erza seraya tersenyum membayangkan wajah kekasihnya itu. Sam mengangguk setuju, "Erza bener, Naya lebih cantik." ujar Samsul setuju. Erza menyipitkan matanya menatap Samsul. "Biasa aja kali Za, lo tenang aja gue bukan tipe temen yang suka nikung temen." ujar Sam menjelaskan maksudnya memuji Naya, "Lagian mana tahan gue sama Naya yang ya allah emh..bisa mati berdiri gue Za..." sambung Samsul membuat kedua sahabatnya tertawa melihat ekspresi Samsul yang terlihat benar-benar menderita. "She's so cute." ujar Erza tiba-tiba. "Siapa? Anak baru itu?" tanya Aland. "Naya-lah Aland b**o!haha!" tawa Samsul dan Erza hanya mengangkat bahu acuh melihat kedua sahabatnya. Erza bangkit dari duduknya dan berniat untuk menemui Naya namun tiba-tiba saja seorang gadis menghampiri mereka bertiga membuat Erza kembali mendudukkan tubuhnya. "Hai!" sapanya. "Eh hai, nama lo Renata kan?" tanya Aland memastikan. Gadis tersebut menganggukan kepalanya. "Lo pindahan dari mana? dan apa alasan lo pindah?" kini Samsul ikut bertanya. Ternyata gadis itu adalah siswi baru yang sedari tadi mereka bertiga bicarakan. "Gue pindahan dari SMA Asmawijaya dan alesan gue pindah ke Bimatama itu karena ayah gue yang pindah tempat kerajaan otomatis gue deh yang jadi korban, eh iya nama kalian siapa?" tanyanya diakhir kalimat seraya mengulurkan tangan. "Gue Samsul, lo bisa panggil gue Sam atau sayang eaaa..." ucap Samsul menjabat tangan Renata. "Dan gue Aland, nice to see you semoga lo betah sekolah di sini. " ucap Aland yang juga menjabat tangan Renata. "Dan lo? Nama lo siapa?" tanya Renata pada Erza yang sedari tadi tidak mengeluarkan sepatah katapun. "Nama gue Erza." jawab Erza yang kini tengah berjabat tangan dengan Renata. "Okay kalo gitu gue duluan." lanjut Erza berdiri dari duduknya. "Lo mau kemana Za?" tanya Aland. "Gue mau ke kantin!" jawabnya. "Kalo gitu sekalian ajak Renata, kasian dia sendirian di kelas." ucap Aland membuat Erza menatap tak percaya ke arahnya. "Lo gila atau apa, Erza itu mau nemuin Naya malah lu suruh nemenin si Rena." bisik Samsul tak percaya pada Aland. "Okay, ayo!" putus Erza untuk mengajak Renata, karena walau bagaimanapun Renata itu murid baru yang belum mengenal lingkungan sekolah dan membutuhkan seseorang untuk memperkenalkannya. Renata tersenyum seraya menganggukan kepalanya. "Kalo gitu gue ikut bareng kalian berdua!" ucap Samsul, "Lu gak mau ikut Land?" sambung Sam. "Nanti gue nyusul kekantin." ucap Aland. Erza, Sam dan Renata pun berlalu meninggalkan kelas dan memutuskan untuk pergi ke kantin terlebih dahulu. "Na!" panggil Sam. "Iya?" "Lo udah punya pacar atau belum?" tanya Sam lagi. Renata hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "enggak ada tapi gue suka sama seseorang." jawab Renata. Sam menganggukan kepalanya dan mereka pun kembali terdiam disepanjang perjalanan menuju kantin, namun Sam sesekali memperkenalkan ruangan yang mereka lewati. Tiba-tiba saja Erza menghentikan langkahnya membuat Sam dan Renata ikut berhenti dengan bingung. Erza benar-benar dibuat kaget dengan apa yang sedang dilihatnya. "Heh gue tau lo itu lebih tua dari gue tapi bukan berarti lo lebih dewasa dari gue!" "Naya." gumam Erza dan dengan cepat ia berlari menghampiri Naya yang terlihat tengah beradu mulut dengan seseorang dan bukan hanya itu, satu hal yang membuat Erza panik itu ketika Naya membalas jambakan lawannya. "Eh--eh--ehh kalian kenapa sih! udah cukup!" ujar Erza menengahi dengan berdiri diantara Naya dan seseorang yang bernama Karin. "Lepasin aku Zaaa! heh sini lo dasar so dewasa lu! bilang aja lo suka sama Erza!" sentak Naya dengan terus berontak berusaha melepaskan diri dari pegangan Erza pada bahunya. "Karin pergi." "Tapi Za--" "Gue bilang pergi." tekan Erza dan dengan terpaksa Karin pun meninggalkan Naya yang terlihat masih merasakan kekesalan. "Huuuh dasaar emang enaak diusir!" ujar Naya menyoraki Karin yang berlalu dengan menekuk wajahnya. "Naya udah, diem!" ujar Erza menatap Naya tajam membuat Naya terdiam. Sedangkan Renata, ia terlihat bingung dengan apa yang dilihatnya. "Itu adeknya Erza?" tanya Rena pada Sam. "Dia pacarnya Erza, kenapa?" "Gak pa-pa sih cuma lucu aja, jadi gue kira itu adeknya, cantik juga." jawab Renata dan mereka pun berjalan mendekati Erza yang terlihat tengah menasehati Naya. "Wiih Naya abis ngapain Nay?" ucap Sam menahan tawanya. "Apaa? mau dijambak juga?" kesal Naya pada Sam, membuat Erza menggelengkan kepalanya. "Udah dong, Karin kan udah pergi." ujar Erza berusaha menenangkan Naya. "Tapi dia itu udah sering banget bilang aku kekanak-kanakan padahal dia sendiri kayak anak kecil bisanya ngejudge orang, pake bilang aku gak panteslah buat jadi pacar kamu." sahut Naya menatap Erza. "Kamu emang gak pantes jadi pacar aku." Naya benar-benar dibuat kaget dengan apa yang Erza ucapkan bahkan Samsul pun hampir saja tersedak ludahnya sendiri. Mata Naya sudah memerah menahan tangisannya. "Kam--kamu..." ucap Naya menggantung. Erza langsung membawa Naya ke dalam pelukannya. "Maaf tapi kamu emang gak pantes jadi pacar aku, kamu pantesnya jadi ibu dari anak-anak kita." ucap Erza membangkitkan kupu-kupu di dalam perut Naya. "a***y lu buat gue kaget Za sumpah." ucap Samsul memutar bola mata jengah. "Zaaa ih kamu--kamu buat aku takuut hiiksss.." ujar Naya membalas pelukan Erza. "Hey udah, sekarang kamu gak perlu dengerin apa yang orang lain omongin." nasihat Erza. "Hai, kenalin gue Renata." ucap Renata berinisiatif memperkenalkan diri pada Naya. Naya menatap Renata dari atas sampai bawah, "eh iya halo, Naya!" balas Naya menjabat tangan Renata. "Dia murid baru di sini. " ucap Erza pada Naya yang masih menatap Renata dengan saksama. Erza menepuk bahu Naya membuat Naya tersadar dan terkekeh sendiri. "Erza.." panggil Naya menatap Erza "I know... " sahut Erza tersenyum pada kekasihnya itu. "Ayo Ren!" ajak Erza mempersilahkan Renata untuk berjalan terlebih dahulu. "Kamu gak ngajak aku?" ucap Naya yang masih berdiam diri ditempat. "Lo nyari masalah Za." gumam Erza dalam hati kemudian menuntun Naya agar berjalan di depannya bersama Renata. Dan akhirnya mereka pun sampai di kantin dan mulai mencari tempat duduk. "Duduk di sana tuh jamin adem!" saran Sam dan mereka pun memutuskan untuk duduk disana saja. Erza menarik salah satu kursi dan dengan tersenyum manis Renata mendudukinya, membuat Erza menarik kursi yang lain dan mempersilahkan Naya untuk duduk tepat di sampingnya. "Makasih,yah." ucap Naya dan Renata berbarengan. Erza hanya mengangguk dan tersenyum. "Za aku mau--" "Tanpa pedas dan asam cuka." potong Erza membuat Naya merengut kesal. "Gak jadi deh!" ucap Naya. "Ya udah kalo gak mau pesen." balas Erza membuat Naya mencubit tangan kekasihnya itu. "Gitu banget sih, paksa dong Za elah!" kesal Naya yang menurutnya Erza itu pria yang kurang peka. "Salad buah aja, karena gue yakin lo pasti gak suka sayur!" saran Renata. "Boleh juga!" pekik Naya setuju. Erza memandang Renata dengan pikiran yang melambung jauh kebelakang. "Diana dan Renata dua orang yang berbeda dengan isi yang hampir sama." "Za kok ngelamun sih, aku mau pesen sendiri aja yah dan yah kalian juga harus makan salad buah!" ujar Naya. "Elah Nay gue mau bakso!" protes Samsul. "Nggak! kalian harus makan makanan yang sama kayak aku. jangan mau enak sendirilah." paksa Naya. "Pokoknya gue mau bakso!" keukeuh Sam. "Erzaa bilangin ke Kak Sam kalo dia harus makan makanan yang sama kayak aku!" kini Naya beralih meminta bantuan Erza. Erza menganggukan kepalanya, "Sam sekarang lo makan salad buah dulu, biar gue yang bayar asal lo mau makan salad buah." bisik Erza pada Sam dan dengan senang hati Sam mengangguk setuju. "Okay terselah lo deh mau pesen apa juga." ucap Sam pada Naya dan Naya pun berlalu memesankan pesanannya. Kini hanya tinggal Renata, Erza dan Sam dengan pikiranya masing masing hingga Renatapun mengeluarkan suara. "Udah lama pacaran sama Naya?" tanya Renata pada Erza. "Hem? apa Ren?" tanya Erza yang tidak mendengar apa yang Rena tanyakan karena masih terfokus pada lamunannya. "Udah lama pacaran sama Naya?" tanya Renata mengulang. "hampir setahun sih." jawab Erza. Renata mengangguk paham. "Hai hai pesananya udah dateng!" pekik Naya dengan membawa nampan yang berisikan pesanan mereka. "Makasih yah... " ucap Renata dan Naya membalasnya dengan senyuman. Disaat mereka tengah menikmati salad buah yang Naya pesankan, tiba-tiba saja Aland datang dan duduk diantara Sam dan Naya. "Wiih gak ada yang inget sama gue nih!" ucap Aland sembari mengambil satu buah dari piring Sam. "Elaah beli gih sendiri!" ucap Sam menepis tangan Aland yang hendak mengambil buah lagi. "Eh tapi tumben nih mesennya seragam." ucap Aland melihat semua pesanan mereka sama. "Biasa Naya lagi kumat, makanya dia maksa-maksa buat kita makan makanan sehat kayak gini! Erza yang nyuruh Naya eh kita kena imbasnya, iya gak Ren?" ujar Sam meminta persetujuan Renata. "Eh nggak kok, tadi aku cuma bercanda, kaliannya aja yang penurut ya ya ya haha..." tawa Naya namun berhenti ketika Erza menatap kearahnya datar karena Naya tertawa dengan mulut yang masih dipenuhi makanan. "Minta dong Sam!" pinta Aland. "No! lu beli dong Land elah..." tolak Sam. Naya mencolek lengan Aland yang duduk di samping kanannya. "Punya aku aja kak," ucap Naya mendorong piringnya ke hadapan Aland. "Terus lo gimana can--Naya?" tanya Aland. Erza mengerutkan keningnya. "Jauh banget tuh typo, dari 'can' jadi Naya.." ucap Erza mengangkat kedua alisnya. "Tadi gue liat Renata dulu, diakan cantik jadi kelepasannya keNaya." jelas Aland tersenyum kikuk. "Modus luh t*i!" timpal Sam. "Terus aku gak cantik gitu?" tanya Naya. "Emh kamu juga cantik kok." puji Aland dengan tersenyum. "Kenapa ada kok-nya? ck bohong pasti!" "Nggak Nay, kamu itu emang cantik Erza beruntung banget bisa dapetin kamu." ucap Aland tanpa menatap ke arah Naya dan itu benar-benar terdengar seperti suara hati ditelinga Erza. "Emmhhh romatis banget maksih loh pujiannya... " senang Naya bertepuk tangan sendiri. "Jadi ini buat aku nih saladnya?" tanya Aland memastikan. Naya menganggukan kepalanya. "Kan Kak Aland udah bilang Naya cantik." jawab Naya. "Seneng banget kayaknya." ujar Erza membuat Aland dan Naya beralih menatap ke arahnya. "Ciee Erza cemburu!" goda Sam membuat Erza hanya menggelengkan kepalanya seraya terkekeh. "Kamu cemburu?" tanya Naya. Erza menatap kekasihnya itu. "Aland temen aku, masa iya aku cemburu dan kalopun aku cemburu itu wajarkan." jawab Erza berdiri dan berlalu meninggalkan kantin. "Gak mau ikut?" tanya Erza pada Naya yang masih duduk dan memandangnya. "Eh iya ikut ikut!" ucap Naya, "duluan yah Kakak kakak! kak Renata aku tinggal yah daah!" pamit Naya yang kemudian berlalu bersama Erza. Naya heran saat ia menyadari bahwa ia sekarang tengah berjalan menuju kelas Erza. "Kok ke kelas kamu sih? mau ngapain?" tanya Naya yang kini sudah masuk ke dalam kelas Erza yang masih sepi karena masih jam istirahat. "Sini!" ajak Erza agar Naya duduk di sampingnya. "Apa?" tanya Naya saat Erza memeperlihatkan sebuah foto padanya dan seketika Naya tertawa melihat ekspresi wajahnya difoto tersebut. "Haha Erza ih kok akunya jelek dan ini foto ini yang waktu masak sama Bunda kamu, ya tuhaan aku blepotan banget Za!" tawa Naya dan ia juga tidak menyangka karena Erza mencetak sebagian besar foto kebersamaan mereka. "Nih yang ini kamu cantik bangeet haha..." Erza tertawa saat memperlihatkan sebuah foto dimana Naya tengah basah kuyup oleh terigu. "Lagian kamu, orang lainmah buka plastik itu digunting atau disobekin pelan-pelan, bukannya ditarik kan jadi kena muka kamu... haha." ujar Erza membuat Naya ikut tertawa. "Udah ih maluu tapi aku tetep lucu kan?" tanya Naya menaik turunkan alisnya. "Iya yang lucu, oh iya besok kan hari minggu, jam setengah enam pagi aku ke rumah kamu." ucap Erza. "Mau ngapain pagi banget? kangen yah? hehe... " "Kamu kali yang kangen, Aku mau ngajak kamu olahraga pagi, keliling taman yang dijalan deket pertigaan sekolah!" jawab Erza. "Jadi jogging bareng nih ceritanya?" Erza menganggukan kepalanya. "Udah mau masuk yuk, aku anterin kamu ke kelas!" ajak Erza dan Naya pun mengangguk setuju.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN