“Tuan, bisakah kau membantuku?” Pertanyaan pertama yang diajukan oleh hantu pria tua itu, ketika tubuhnya menyatu dengan cahaya di sekitar Esdras, berhasil membuat pria bertubuh kekar itu menoleh ke sisi kiri dengan sorot mata tajam dan dahi berkerut. Suaranya terdengar begitu berat nan tegas, namun penuh pengharapan. Gelisah, takut, marah, dendam, dan kecewa, sepertinya telah menyatu dengan jiwa hantu pria tua itu, hingga rasa yang terserap oleh Esdras terasa begitu asing dan menyakitkan. Entah apa, dan entah bagaimana emosi yang dirasa pria paruh baya itu, sebelum mengembuskan napas terakhir. Namun, satu hal yang pasti, bahwa ada satu rasa dendam, kesedihan dan kekecewaan yang begitu mendalam, yang menetap dari diri dan manik mata hazelnut makhluk tak kasat mata itu, hingga berhasil m