18. Rambut Basah di Pagi Hari

1396 Kata

Tristan berbaring di kamarnya dengan perasaan aneh. Ia baru saja mendengar secuil percakapan terlarang dari kamar yang ayah. Otaknya mau tak mau mulai mereka-reka apa yang sedang ayahnya lakukan dengan Mia. Tristan menggeleng keras lalu terduduk dan menepuk pipi kanannya keras-keras. "Sadar lo! Mereka suami istri," monolognya. "Bener. Lagian Papa juga berhak bahagia." Tristan mengambil sebuah pigura dari atas nakas. Ia menatap foto yang diambil ketika ia masih sangat kecil. Di foto itu ia mungkin masih berusia tiga atau empat tahun dengan dipangku oleh ibunya, Indah, sementara Wira ada di sebelah sang ibu. Mereka semua tersenyum ke arah kamera. "Mama bisa tenang sekarang, Ma. Papa kayaknya udah bahagia, Ma," ujar Tristan. "Mama seneng kalau Papa bahagia kan? Aku juga bakalan seneng kala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN