Bab 1. Tantangan Gila
*Prolog...
"Ah, Pak, pelan-pelan..."
Seorang wanita melenguh panjang menikmati sentuhan seorang pria yang berada dalam dekapannya. Pria itu terus memainkan buah d**a ranum miliknya sembari menyesapnya.
"Apakah sebelumnya sudah pernah ada yang melakukannya? Katakan!" pinta pria itu lebih menyesapnya kuat. Wanita itu pun mengaduh di buatnya.
"Ah, ampun, jangan kencang-kencang Pak, itunya sakit," jawab wanita sambil menatap laki-laki itu dengan pandangan sayu. Seketika laki-laki itupun meraih tengkuk lehernya dan mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Wanita itupun menikmati ciuman tersebut dan mengalungkan tangannya ke leher sang pria. Tangannya terulur meremas rambut pria itu sembari memijitnya.
"Kamu belum menjawab pertanyaan saya, Miyabi! Apa sebelumnya pernah ada yang melakukannya?"
Wanita yang bernama Miyabi itu pun menggeleng-geleng kepala. Lantas menatap sang atasan dan tersenyum. "Anda adalah orang pertama yang melakukannya. Saya belum pernah bersentuhan dengan pria manapun selain Anda, Pak Leo."
Seketika sebuah senyuman tersungging di bibir pria yang bernama Leo tersebut, kemudian Leo pun merobek pakaian Miyabi. Miyabi terkejut dengan hal itu.
"Pak!—"
"Sssttt!" Seketika perkataan Miyabi terhenti begitu bibirnya disentuh oleh tangan Leo. Leo pun tersenyum menatap Miyabi. "Mulai sekarang kamu adalah milik saya, Miyabi. Tak boleh ada satupun pria yang menyentuhmu selain saya. Apa kamu mengerti?!"
Miyabi tersenyum mendengar itu. "Lalu sebagai imbalannya apa? Apa yang bisa anda berikan kepada saya, jika saya bersedia untuk menjadi wanitanya anda?"
"Kamu bisa meminta apapun pada saya. Dan yang terpenting, saya bisa mencukupi kebutuhanmu dan keluargamu! Kamu hanya perlu patuh saja pada keinginan saya! Kapanpun saya memanggilmu, kamu harus selalu siap. Dan kapanpun saya menginginkannya, kamu harus selalu bersedia untuk memberikannya. Apa kamu bersedia?"
Miyabi tersenyum, kemudian dia pun mengangguk. Miyabi pun memeluk Leo. Seketika senyuman di wajahnya menghilang kala mengingat keluarganya. Sepertinya dia memang tidak memiliki pilihan lain saat ini, selain menjadi wanitanya Leo. Dengan begitu dia tidak perlu repot-repot memikirkan biaya rumah sakit ibunya yang sedang sakit keras. Dia juga tidak perlu memikirkan biaya kebutuhan adik-adiknya yang masih kuliah dan sekolah. Dan yang terpenting juga Leo bisa memberikan segalanya. Bahkan yang tak Miyabi minta.
Flashback....
Di sebuah Bar, sekelompok wanita sedang merayakan hari kelulusan mereka. Miyabi dan teman-temannya terlihat begitu menikmati pesta tersebut. Mereka bahkan tak segan memesan banyak minuman.
"Sudah, sudah, aku menyerah! Aku sudah tidak sanggup lagi kalau harus minum lagi. Aku tidak kuat," ucap Miyabi mulai tepar.
"Hah, kamu payah, Miyabi! Baru juga habis satu botol kamu sudah tepar. Gak asik nih," ucap salah satu teman Miyabi yang bernama Grace.
"Iya nih, Miyabi, tambah lagi donk! Masa gitu aja udah nyerah," sahut Freya.
Miyabi menggeleng-geleng kepala sambil mengangkat tangannya. "Aku gak bisa. Aku gak kuat lagi," ucap Miyabi mulai kehilangan kesadarannya.
"Begini saja! Bagaimana kalau kita main truth or dare. Siapa yang di tunjuk oleh botolnya, dia harus mengikuti permainannya! Bagaimana?"
Miyabi menggeleng-geleng kepala. "Kalian saja yang main. Aku gak ikutan!" Dia hendak pergi, namun lagi-lagi teman-temannya menghentikannya.
"Gak bisa Miyabi, itu gak adil donk. Pokoknya kamu harus ikut! Kalau tidak, maka kamu harus bayar minumannya!"
Miyabi tertohok. Bagaimana bisa dia membayar minuman segitu banyaknya. Dia bahkan hanya mampu menikmatinya saja karena yang biasa membayar adalah Freya.
"Baiklah, baiklah, aku ikut!"
Seketika Freya dan Grace pun bertepuk tangan mendengar itu. Lalu kemudian mereka pun mulai memainkan permainannya.
Hingga pada akhirnya ujung botol itu pun mengarah ke arah Miyabi. Tentu saja Miyabi terkejut melihat itu. Freya dan Grace bersorak melihat itu. Dia pun meminta Miyabi untuk memilih antara tantangan atau mengakui kejujuran. Dan akhirnya Miyabi pun memilih tantangan saja.
Kalau seandainya dirinya memilih kejujuran, dia tidak bisa membayangkan pertanyaan-pertanyaan aneh apa yang akan dilayangkan teman-temannya padanya. Miyabi pun lebih memilih untuk menghindarinya.
"Baiklah, aku memilih tantangan saja. Sekarang katakan! Apa yang harus aku lakukan?" tanya Miyabi acuh tak acuh.
Freya dan Grace pun tersenyum mendengar itu. "Bagaimana Grace? Kira-kira tantangan apa yang bagus untuk kita berikan kepada Miyabi?" tanya Freya kepada Grace. Grace pun menyunggingkan senyuman mendengar itu.
"Bagaimana kalau dia cium seorang pria? Bukankah selama ini Miyabi belum pernah pacaran? Pasti dia juga belum pernah berciuman, bukan?" Grace tertawa kala mengatakan itu. Begitu juga dengan Freya.
"Grace! Apa maksudmu? Apa kamu ingin aku memberikan ciuman pertamaku pada orang gak jelas?!" Miyabi tak terima dengan tantangan Grace.
"Kamu sudah menyetujuinya tadi Miyabi, jadi kamu tidak bisa menolaknya. Itu adalah tantangan yang kita berikan padamu! Dan kamu wajib mematuhinya!"
Miyabi menyunggingkan senyuman ketus pada kedua sahabatnya itu. Dia pun akhirnya menyerah. "Baiklah. Aku akan melakukannya!" ucap Miyabi kesal.
Grace dan Freya pun tertawa melihat itu.
"Baiklah, kita lihat siapa yang datang pertama kali dari balik pintu. Setelah itu, Miyabi wajib mencium bibirnya dan bisa di katakan lulus!" ucap Freya. Sedangkan Grace hanya tertawa.
Miyabi pun bersedekap d**a sambil menatap ke arah pintu. Banyak orang yang berlalu lalang disana, namun belum ada satupun orang yang masuk. Hingga kemudian pintu terbuka. Miyabi pun membulatkan matanya untuk melihat siapa yang akan menjadi targetnya saat ini.
Seorang pria bertubuh kekar dengan balutan jas mewah pun masuk dari sana. Dan di belakangnya, beberapa bodyguard mengiringinya. Tak lupa seorang pria yang menggunakan jas hitam pun dengan setia di sampingnya. Melihat itu, kedua sahabat Miyabi, Freya dan Grace pun saling melempar pandangan kepada Miyabi.
"Miyabi! Itu adalah targetmu. Sekarang apa lagi yang kamu tunggu? Cepat! Lakukanlah tantangannya!" titah Freya. Grace pun mengangguk.
"Iya, Miyabi. Kau lihat? Sepertinya pria itu sangat dingin dan cuek. Pasti dia sangat sulit untuk dijangkau. Matilah kamu, Miyabi." Grace berkata.
"Tapi lihatlah! Dia memiliki ketampanan di atas rata-rata. Beruntung sekali Miyabi saat ini akan menciumnya." sahut Freya.
Miyabi kikuk. Dari penampilannya, sepertinya akan sulit baginya untuk melakukan tantangan tersebut. Haruskah dia melakukannya? Pikir Miyabi.
Hingga pada akhirnya Miyabi pun memberanikan diri untuk bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri keberadaan laki-laki itu. Tanpa pikir panjang Miyabi pun langsung mengalungkan tangannya ke leher laki-laki itu, lalu kemudian mencium bibirnya.
Laki-laki itu hanya terdiam melihat apa yang di lakukan Miyabi padanya. Hingga kemudian dia pun memberikan segelas wine di tangannya kepada asistennya, dan meraih tengkuk Miyabi untuk memperdalam ciumannya.
Miyabi yang menyadari hal itupun lekas berusaha untuk melepaskan diri dari ciuman maut laki-laki itu. Namun laki-laki itu justru tidak membiarkannya mengakhiri semuanya. Dia terus menyesap bibir Miyabi tanpa henti.
Bersambung...