Almahyra seketika membelalakkan matanya. Dia teridam dengan tubuh yang perlahan mulai bergetar. Wajahnya memucat, giginya bergemeretak, dia seakan tahu apa yang terjadi di dalam sana. Namun, akan tetapi saat ini dia dalam kondisi tidak bisa ke sana. Dengan buru-buru dan gegabah, bisa-bisa mereka semua dibantai bak hewan ternak. “Kalian semua, bukanlah manusia! Apa salah anak saya!!!” suara serak itu terdengar bergetar dan sangat pilu. “Kalian semua akan mendapat ganjaran yang setim―” kalimat yang ingin diucapkannya seketika terpotong, karena seseorang menyelanya. “Lebih baik Anda diam, Wanita Tua! Kalau tidak mau waktu Anda di dunia ingin saya persingkat seperti, b*****h Kecil ini!” ancam seorang pria dengan nada datar dan dingin. “Aimal! Kurang ajar kamu!” gumam Almahyra, terlihat dah