Bohong

1394 Kata
Sampai suatu ketika Areta mulai penasaran Kenapa Bayu beberapa kali kedapatan olehnya sedang menatap Dina diam-diam. Awalnya Areta sendiri ragu apakah ia pantas menanyakan hal tersebut kepada Bayu atau tidak tapi rasa penasarannya mengalahkan itu semua. " Emang ada yang salah ya dari Dina? " tanya Areta saat mereka berdua sedang berada di atas mobil pulang dari mengantar Areta untuk melakukan check up ke dokter. Sekilas Bayu menatap istrinya itu dengan Tatapan yang agak sedikit kaget kemudian ia kembali fokus dengan jalanan yang ada di depannya. " Maksud kamu gimana? " tanya Bayu dengan Tatapan yang masih fokus dengan jalanan yang berada di depan. " kamu suka banget tiba-tiba ngeliatin Dina entah itu pas kita lagi makan atau kita lagi ada di mobil. Udah dua minggu loh aku perhatiin kamu tiba-tiba suka banget perhatiin dia jadi aku tanya emang apa yang salah dari Dina sampai kamu suka banget tapi dia diam diam? " tanya Areta Bayu sendiri diam selama beberapa saat kemudian barulah ia bersuara ketika Areta menegurnya. " dih, kamu kenapa diam gitu? Kaget ya kenapa aku bisa sampai sejauh itu merhatiin kamu? " tanya Areta, lagi. " nggak Nggak kaget. Masa sih aku perhatiin Dina Kamu salah lihat kali nggak ada gunanya juga sih aku ngeliatin dia " jawab Bayu yang Areta tahu bahwa suaminya itu berbohong. Sementara Bayu sendiri dalam hatimu cap istighfar beberapa kali agar ia tidak ketahuan berbohong di depan istrinya karena kalau ketahuan berbohong pasti sudah terjadi lagi peperangan di antara mereka. Bayu jadi merasa bersalah sendiri terhadap istrinya itu karena semenjak Bayu mengajak Dina untuk menemaninya membeli es krim pesanan Areta dan mereka berakhir di restoran fast food. Sejak saat itu entah kenapa Bayu jadi lebih tertarik untuk berbicara dengan Dina dibandingkan berbicara dengan aretha dan Entah kenapa juga Sejak saat itu sepupunya itu jadi terlihat lebih menarik di matanya. Dan Bayu sadar kalau hal tersebut sangat salah tapi ya mau diapakan lagi? Mata tidak bisa berbohong. semakin hari semakin sering melihat suaminya menatap diam-diam sang adik sepupu tapi Areta diam saja karena sebelumnya ia sudah pernah menegur Bayu untuk itu. Areta jadi takut jika ia selalu bertanya seperti itu dan Dina menjadi tersinggung. Padahal dalam hatinya ia begitu penasaran Mengapa suaminya begitu sering menatap sang sepupu padahal sebelum-sebelumnya Bayu itu adalah tipikal orang yang dingin dan jarang ingin menatap orang lain apalagi sampai selama itu. "Aku kayaknya hari ini Minta cuti dulu deh sama kantor soalnya nggak enak banget nih aku tiba-tiba kayak mual gitu aku takut di kantor malah jadi nggak enak banget Terus pingsan lagi tolong kasih tahu bagian kepegawaian ya " ucap Areta sembari memberitahu suaminya yang sudah siap dengan setelan kerjanya Bayu menatap mereka dengan Tatapan yang sedikit khawatir karena ini adalah kali pertama Areta mengalami morning sickness. Wajah Areta nampak pucat karena sedari tadi ia sudah beberapa kali keluar masuk kamar mandi hanya untuk muntah. "Kamu nggak papa nih aku tinggalin ke kantor?" Tanya Bayu sembari memegang dahi istrinya takut takut istrinya itu juga demam. Tapi syukurnya suhu badan Areta normal yang menandakan mulainya itu hanyalah gara-gara ia hamil. Areta mengangguk rasanya untuk membuka mulut saja iya tidak bisa karena rasa mual yang dirasakan olehnya. " Ya udah ya aku berangkat dulu ya sayang kalau kamu ada apa-apa bisa telepon aku oke? " ucap Bayu sembari mengecup kening istrinya sebelum ia berangkat menuju kantor. Areta jadi sadar bahwa akhir-akhir ini ia dan Bayu sangat jarang mengobrol untuk urusan rumah tangga mereka terlebih lagi akhir-akhir ini Areta dan Bayu semakin Sibuk karena mereka berdua secara bersamaan naik jabatan. Areta ingat semalam, bahwa ia dan suaminya Masih sempat ngobrol tapi obrolan mereka itu hanya seputar tentang pekerjaan . Bayu hanya memberitahu kita bahwa hari ini ia ada rapat penting dan Semalam juga Bayu mau ngobrol sembari mengerjakan berkas yang dipersiapkan untuk meetingnya hari ini. Mengingat-ingat tentang semalam tentang obrolan mereka sebelum tidur tiba-tiba kita melihat sebuah dokumen yang berada di atas meja kerja Bayu . Areta jadi tersadar bahwa suami nya itu lupa membawa berkas yang ia telah kerjakan semalam suntuk. Areta buru-buru nelpon Bayu tapi ponsel suaminya itu tidak aktif, seakan tidak kehabisan akal kereta langsung turun ke bawah dengan keadaan yang sangat lemas dia mencari Mbak Sri dengan tujuan ia akan menyuruh Mbak Sri Untuk mengantarkan dokumen tersebut untuk Bayu Namun sayang ternyata Mbak Sri sedang berbelanja ke pasar terbukti dari sebuah catatan di Sticky Note siang wanita paruh baya itu tempelkan di pintu kulkas. Kereta jadi memutar otak Ia juga tidak ingin menyuruh ojek online karena aku takut dokumen tersebut jadi rusak apa lagi di luar sedang mendung takut Takut dokumen itu jadi basah. Areta menarik napas dalam-dalam kemudian ia menguatkan tekadnya Untuk mengantarkan berkas tersebut menuju kantor ya setidaknya sampai berkas tersebut aman diterima oleh sang pemilik. Mereka sendiri langsung buru-buru naik ke atas kamarnya, mengganti baju kemudian mengambil tas yang berisikan dompet dan juga kunci mobil setelah itu barulah ia berangkat menuju kantor. Areta sendiri tidak yakin kalau saja ia bisa kuat sampai ke kantor Tapi saat itu ia kuat-kuat kan karena kasihan juga jika suaminya harus kehilangan nasabah penting hanya karena dokumen konyol itu. Bahkan sialnya saat itu Areta malah terjebak macet di antara derasnya hujan di ibukota sementara mereka juga masih merasakan mual yang teramat mengganggunya. Tapi dengan kesabarannya ia berhasil sampai di kantor walaupun ia tahu bahwa amalnya itu semakin parah dan Bahkan ia sudah hampir muntah saat pertama kali ia menginjakkan kakinya pada lobi kantor. Buru-buru Areta masuk lalu mencari suaminya itu di ruangan kerjanya tapi hasilnya nihil Areta jadi tidak menemukan suaminya sama sekali. Areta masih berpositif thinking iya berpikir bahwa suaminya itu sedang berada di ruang fotocopy untuk mencetak ulang dokumen yang sempat Ia lupa tadi. Areta mencari suaminya itu di segala penjuru kantor tapi Iya sama sekali tidak menemukan Di mana keberadaan suaminya itu hingga ia sendiri pun menyerah lalu ia berjalan menuju arah satpam untuk menanyakan keberadaan suaminya yang sebenarnya. " Pak lihat Mas Bayu ndak? " tanya Areta kepada sang satpam. " Wah kalau Mas Bayu Dia belum datang Bu saya pikir tadi ngeliat mobil Ibu kalian berdua datangnya bersamaan tapi enggak datang sama sekali deh. Emang Mas Bayu di mana Bu? " Tanya satpam tersebut. Areta jadi semakin khawatir dengan keadaan suaminya tersebut apalagi sekarang sedang hujan deras bisa saja Sesuatu terjadi dengan suaminya tanpa sepengetahuannya. Areta buru-buru pergi, dan disaat yang baru saya ingin menginjak pedal gas tiba-tiba suaminya itu menelepon. Seketika Areta langsung tenang Ya setidaknya pasti suaminya sedang baik-baik saja saat ini. " halo maaf ya sayang tadi itu Mobilnya mogok di tengah jalan terus Ya udah aku lagi di bengkel nih sama Dina, By the way kok kamu nelpon ada apa ada masalah? " tanya Bayu dari seberang telepon. "Ah nggak ada kok ini kamu lupa sama dokumen yang tadi malam Kamu kerjain jadinya aku bawain kamu ke kantor tapi kamunya nggak ada tapi Dokumennya udah aku simpan kok di ruang kerja kamu kali kali aja kamu butuhkan katanya sayang ini kamu ada meeting sama nasabah " jawab Areta. "Ya ampun baik banget Makasih banyak ya sayang ya ampun istriku baik banget" jawab Bayu Lalu setelah itu teleponnya mereka tutup karena hujan yang semakin deras yang mengharuskan Areta harus segera sampai di rumah. Awalnya Areta ingin segera sampai di rumah tapi ternyata keadaannya sedang tidak memungkinkan sebab jalanan ke rumahnya begitu sangat macet karena hujan jadi ia memilih untuk membelok sedikit menuju rumah mertuanya karena rumah mertuanya cukup dekat dari kantor. Ada yang salah dari jawaban Bayu tadi karena sesampainya Areta di rumah mertuanya ia melihat mobil suaminya itu sedang terparkir di sana dan Itu semua tidak sesuai dengan jawabannya Bayu tadi. Perasaan dari tadi tidak enak, ia langsung mengambil payung yang ada di sebelahnya setelah itu barulah ia turun dari mobil. Pelan-pelan ia melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah Oma dan hal yang pertama yang ia lihat adalah ia melihat suaminya sedang berlutut di hadapan ibunya bersama dengan Dina sembari menangis. Sementara Ibu mertuanya itu nampak enggan untuk menatap putranya saat dia melihat Areta berada di ambang pintu wanita paruh baya itu langsung berdiri menghampiri sang menantu yang sedang menatap bingung ke arah suaminya. " Areta kamu kok hujan-hujan ke sini sayang ya tersendiri toh? Ya ampun kalau ada apa-apa gimana Kenapa nggak naik taksi online aja? "Tanya ibu mertuanya itu dengan sayang kepada Areta. Dan arah Kita tahu bahwa ibu mertua itu sedang mengalihkan perhatiannya. "Bukannya kamu lagi ada di bengkel ya? Karena mobil kamu lagi mogok. Tapi kok Sekarang kamu ada di sini? Terus kenapa kamu nangis ada apa? Dina juga Kenapa nangis?? " tanya Areta sembari mendekat kearah suami dan juga adik iparnya tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN