Rasa mual tidak tertahankan dirasakan oleh Lynn. Ia yang saat ini tengah sarapan bersama keluarganya segera meninggalkan meja makan, melangkah cepat menuju ke kamar mandi terdekat dari ruang makan.
Lynn memuntahkan semua yang ia makan pagi ini. Tenaganya kini terkuras karena mual yang begitu menyiksa.
Usai memuntahkan makanannya, Lynn kembali ke meja makan. Ia belum menyelesaikan sarapannya. Masih ada segelas s**u hangat yang harus ia habiskan.
Saat Lynn baru meminum separuh susunya, ia kembali merasakan mual. Wanita muda itu kembali pergi ke kamar mandi.
Awalnya orangtua Lynn biasa saja, tidak begitu mempedulikan Lynn. Namun, tiba-tiba Shirley bersuara. “Dad, Mom, sepertinya ada yang salah dengan Lynn.” Ia mengatakan sesuatu yang mengundang kecurigaan.
“Apa maksudmu?” tanya sang ayah dengan wajah tegas.
“Satu bulan lalu Lynn tidak pulang ke rumah. Dan ketika dia pulang pada pagi harinya penampilannya terlihat tidak baik. Aku juga mencium bau alkohol dari mulutnya. Aku takut jika saat ini Lynn tengah hamil,” seru Shirley. Ia tidak begitu yakin tentang apa yang ia katakan, tapi melihat Lynn mual-mual seperti saat ini ada kemungkinan Lynn mengandung.
Kebahagiaan dirasakan oleh Shirley, jika itu benar-benar terjadi pada Lynn maka hidup Lynn pasti akan tamat sekarang. Lynn akan diusir dari keluarga Archerio.
Ayah Shirley mengepalkan kedua tangannya. Wajah pria itu tampak mengeras. “Apa yang ada di otak anak itu? Jika dia benar-benar hamil maka aku pasti akan melemparnya ke jalanan!”
“Tenanglah. Itu belum pasti. Aku akan menyuruh Lynn untuk melakukan tes kehamilan.” Ibu Shirley turun dari kursinya. Ia melangkah menuju ke kamar mandi tempat Lynn saat ini berada.
“Kau benar-benar seperti ibumu. Pelacur.” Ibu Shirley berkata sinis dari belakang Lynn.
Lynn menegakan tubuhnya, menatap ibu tirinya dari kaca. Ia tidak mengatakan apapun, tubuhnya menjadi sangat lemah karena memuntahkan makanannya.
“Katakan padaku siapa ayah dari janin yang kau kandung!” Ibu tiri Lynn bersuara lagi.
Saat ini Lynn sedang mencerna ucapan ibu tirinya. Kakinya langsung lemas. Ia baru ingat bahwa ia sudah telat datang bulan dua minggu. Sebelumnya ia tidak pernah mengalami keterlambatan datang bulan.
Lynn berpegangan pada westafel di depannya. Wajahnya yang pucat semakin menjadi pucat. Tidak, ia tidak mungkin hamil. Ia hanya berhubungan badan satu kali.
“Kau tidak mendengar ucapanku, hah! Siapa ayah dari janin yang kau kandung!” bentak ibu tiri Lynn, tatapannya begitu mengerikan. Wanita ini tampak telah menunggu waktu seperti ini tiba. Di mana Lynn membuat kesalahan yang sama seperti yang ibunya lakukan.
Lynn masih tidak menjawab. Ia terkurung dalam pemikirannya saat ini. Menolak kemungkinan yang benar-benar terjadi padanya.
Shirley datang menyusul ibunya. “Lynn tidak akan tahu siapa ayah dari janin yang ia kandung Mom. Ia memilih laki-laki secara acak.” Senyum iblis muncul di wajah cantik Shirley.
Lynn kemudian mengangkat tubuhnya. Menatap Shirley tajam. “Ini semua karena ulahmu! Kau yang sudah menjebakku!” seru Lynn tajam.
“Jangan bicara omong kosong, Lynn! Kau memfitnahku.” Shirley mengelak.
Lynn mendengus. “Jika kau bukan saudariku, aku pasti akan mengejarmu, Shirley. Club malam yang kita datangi malam itu memiliki kamera pengintai. Semuanya akan terlihat di sana, kau juga memasukan afrodisiak ke dalam minumanku.”
Wajah Shirley menjadi tegang. Ia ingin mengelak tapi ia kehilangan kata-kata. Jika Lynn benar-benar melihat rekaman di club itu maka kebenarannya pasti akan terlihat bahwa ia menjebak Lynn.
“Hentikan omong kosong ini. Lakukan tes kehamilan sekarang juga!” Ibu tiri Lynn bersuara. Ia tidak ingin Lynn semakin banyak bicara. Putrinya melakukan sesuatu dengan gegabah, seharusnya jika memang ingin menjebak Lynn tidak perlu menggunakan tangannya sendiri.
“Gunakan ini!” Shirley melemparkan alat tes kehamilan ke tubuh Lynn.
Setelah itu ibu Shirley dan Shirley meninggalkan kamar mandi, membiarkan Lynn sendirian di sana. Mereka tentu tidak akan pergi, mereka menunggu di depan pintu.
Lynn meraih alat tes kehamilan yang tergeletak di lantai. Hatinya merasa tidak tenang, tapi ia memang harus melakukan tes itu agar semuanya pasti. Masih ada kemungkinan ia tidak hamil sekarang.
Bisa saja saat ini ia hanya mengalami keterlambatan haid karena terlalu banyak bekerja.
Lynn mencoba untuk menenangkan dirinya, setelah itu ia mulai menggunakan alat yang diberikan oleh Shirley.
Menunggu beberapa saat, Lynn mengecek hasilnya. Ia berharap hanya ada satu garis, tapi harapannya hancur ketika ada garis lain di sana.
Tubuh Lynn runtuh ke lantai. Ia sangat tidak mengharapkan kehamilan ini. Ia tidak berencana memiliki anak. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Lynn yang cerdas kini tidak bisa berpikir dengan benar.
Pintu kemudian terbuka lagi, Shirley dan ibunya mendekati Lynn.
“Di mana alat tes kehamilan itu?” tanya ibu tiri Lynn mendesak Lynn.
Mata Shirley melihat ke tangan Lynn, di mana terdapat alat yang ia dan ibunya cari. Dengan cepat ia menyambar tangan Lynn, merebut paksa alat itu.
“p*****r ini benar-benar mengandung, Mom.” Shirley melihat sekilas dua garis yang ada di benda yang ia pegang, lalu ia menyerahkan benda itu pada ibunya.
“Meski sudah dibawa ke tempat yang baik, kotoran akan tetap menjadi kotoran.” Ibu tiri Lynn memandangi Lynn jijik.
Ia segera keluar dari sana untuk memberitahu suaminya. Sedangkan Shirley masih ada di kamar mandi untuk menyaksikan kehancuran Lynn.
“Sekarang kau sudah puas, Shirley?” seru Lynn dengan mata dingin.
Shirley tersenyum menyeringai. “Benar-benar puas. Akhirnya aku bisa menghancurkan putri p*****r sepertimu.”
Rasanya Lynn ingin menghajar Shirley hingga wanita itu setengah mati, tapi ia tidak bisa melakukannya. Bukan karena takut orangtuanya akan marah, tapi karena ia masih berpikir bahwa Shirley merupakan saudarinya.
“Ini adalah terakhir kalinya aku menerima kau menyakitiku. Setelah ini jika kau masih melakukan sesuatu terhadapku, aku tidak akan melepaskanmu. Mulai hari ini kau bukan saudariku lagi.” Lynn tahu tidak mungkin memutuskan hubungan darah antara ia dan Shirley, tapi hari ini semua benar-benar berakhir di sini.
Ia tidak akan pernah menganggap Shirley sebagai saudarinya lagi. Sudah cukup ia mentolerir semua sikap Shirley padanya, ia tidak pantas diperlakukan seperti itu.
Shirley tersenyum mengejek. “Seperti aku sangat menginginkan memiliki saudari sepertimu.” Di matanya terlihat penghinaan. Keberadaan Lynn baginya hanyalah sebuah kutukan. Jika tidak ada Lynn maka hidupnya akan lebih baik.
Lynn tidak ingin mengatakan apa-apa lagi pada Shirley, ia melangkah melewati Shirley.
Ketika ia keluar dari pintu dan hendak melangkah menuju ke tangga. Ia dihentikan oleh ayahnya yang kini berada di depannya.
Tanpa ia duga, ayahnya melayangkan tamparan keras di wajahnya hingga membuat telinganya berdenging. Rasa sakit menjalar sampai ke hatinya.
Ini bukan pertama kalinya ia ditampar, tapi rasa sakitnya masih sama. Dahulu ketika ia sekolah menengah pertama, ia juga menerima tamparan keras karena rumor yang beredar.
Dan sekarang ia menerimanya lagi pasti karena ayahnya sudah mengetahui bahwa ia saat ini tengah mengandung.
“Siapa ayah dari anak haram yang kau kandung?!” bentak ayah Lynn murka.
Lynn tidak menjawab. Ia tahu siapa prianya, tapi ia tidak ingin mengatakannya. Orangtuanya mungkin akan meminta pertanggung jawaban dari Noah. Dan itu bukan sesuatu yang ia inginkan.
Noah mungkin akan bertanggung jawab padanya, tapi jika ia dan Noah menikah maka pernikahan itu hanya dilandasi sebuah tanggung jawab. Akan sangat mengerikan bagi anaknya kelak jika anaknya juga tumbuh tanpa cinta dari ayahnya. Lynn tidak ingin mengulangi tragedi yang sama pada anaknya.
Lynn tidak ingin membangun neraka untuk anaknya sendiri. Cukup ia saja yang mengalami hal buruk seperti itu.
“Katakan padaku siapa yang sudah menghamilimu!” Ayah Lynn bersuara lagi, pria itu telah kehilangan kesabarannya. Urat menonjol di keningnya. Rahangnya mengeras dengan matanya yang begitu tajam.
“Lynn tidak akan tahu, Dad. Dia mungkin tidur dengan terlalu banyak pria kahir-akhir ini.” Shirley bicara dari arah belakang Lynn. Mengatakan sesuatu yang jelas tidak Lynn lakukan.
“Bagaimana bisa aku membesarkan putri sepertimu! Kau lagi-lagi membuat aib untuk keluarga ini!” Ayah Lynn begitu marah. Jika saja ayahnya tidak memerintahkan ia untuk merawat Lynn maka semua ini tidak akan terjadi.
Darah p*****r yang diwarisi Lynn dari ibunya kini akan membuatnya merasa malu lagi. Lynn selalu saja membuat ia dibicarakan oleh orang-orang di belakangnya.
“Segera gugurkan kandunganmu! Aku tidak ingin keluarga Archerio menjadi lelucon orang lain!” perintah ayah Lynn tanpa perasaan.
“Aku tidak akan menggugurkannya.” Lynn menjawab tenang. Ia memang melakukan kesalahan, tapi janin di dalam kandungannya tidak bersalah.
Ia yang mudah percaya pada Shirley, ia tidak akan mengandung jika ia tidak begitu mengharapkan cinta dari saudaranya sendiri.
Sebuah tamparan melayang lagi ke wajah Lynn, membuat wajah wanita itu lebih merah dari sebelumnya. “Kau ingin mencoreng nama baik keluarga ini, hah!”
“Aku tidak akan pernah membunuh darah dagingku sendiri. Kesalahan yang aku lakukan, biarkan aku yang menanggungnya.” Lynn tidak akan mengubah pemikirannya dan ayahnya tahu benar itu.
“Kau persis seperti ibumu! Sangat murahan!” caci ayah Lynn.
Lynn tidak peduli apa yang ayahnya katakan, caci dan hina saja ia sesuka ayahnya. Ia akan menerima semuanya karena ia memang pantas menerimanya. Hamil di luar nikah untuk keluarga terpandang seperti keluarga Archerio memang sebuah aib yang besar.
Ia akan mempermalukan keluarganya dan merusak nama baik keluarganya.
“TIdak ada gunanya bicara denganmu. Jika kau tetap bersikeras melahirkan anak haram itu maka kau tidak akan mendapatkan warisan sedikit pun.”
Lynn mendengus. Janinnya bahkan lebih berharga dari warisan. Ia tidak mengharapkan warisan dari ayahnya, baginya harta bukan segalanya. “Aku tidak keberatan dengan itu.”
“KAU!” Ayah Lynn kehilangan kata-kata. Ia tahu watak Lynn memang keras, tapi ia tidak menyangka jika Lynn akan menjawabnya dengan cepat tanpa berpikir panjang lagi seolah harta tidak begitu penting.
“Kalau begitu aku akan mencoretmu dari ahli waris. Sekarang kemasi barang-barangmu dan pergi dari rumah ini. Aku tidak menerima kau mengotori rumah ini.” Ayah Lynn mengusir Lynn tanpa perasaan.
Kebahagiaan menyapa Shirley dan ibunya. Inilah yang ia inginkan. Lynn diusir dari rumah dan dikeluarkan dari daftar ahli waris.
“Baik.” Lynn tidak membantah, ia juga sudah tidak ingin tinggal di kediaman itu lagi. Ia membutuhkan ketenangan untuk menjalani hari-harinya ke depan. Terlebih ia tidak ingin anak yang ia lahirkan kelak menerima perlakuan yang sama dari keluarganya.
Hatinya pasti akan sangat hancur jika anaknya juga dihina dan dicela.
“Anak tidak tahu diri itu!” Ayah Lynn mengepalkan kedua tangannya, Lynn bahkan tidak memohon untuk tidak diusir dari rumah.
tbc