Bagian tujuh

1228 Kata
Darian bukan orang yang memiliki kekuasaan besar, dia hanyalah seorang pria pemilik sebuah gedung agensi model dan artis itupun sedikit orang yang tau jika Darian adalah pemilik agensi dimana Lethisa kerja saat ini. Semalam Darian dibuat tidak percaya dengan apa yang ia lakukan, Darian juga heran kenapa mengikuti apa yang Lethisa minta agar membantu perempuan itu menyusun sayuran ke dalam kulkas. Sekarang Lethisa telah keluar, perempuan itu bilang akan menggunakan kartu yang Darian berikan semalam. Darian tersenyum miring akhirnya perempuan itu menunjukan sifat aslinya, sekarang mari kita lihat apa yang Lethisa beli. Sekitar tiga jam kemudian Lethisa kembali dengan membawa banyak paper bag coklat dan putih polos, senyum juga menghiasi bibir Lethisa melihat Darian sedang duduk melihatnya datang. "Kamu tidak pergi?" tanya Lethisa. "Aku tidak punya pekerjaan hari ini." jawab Darian. Lethisa mengangguk sembari meletakan paper bag ke meja kemudian memberikan kartu hitam yang semalam diberikan Darian untuknya. "Aku sudah menggunakan kartu ini sekarang kamu bisa memiliki nya lagi." katanya. "Apa kau sudah menghabiskan isinya?" Darian tidak percaya ini jika memang benar Lethisa menghabiskan saldo jutaan dolar hanya dalam waktu kurang dari lima jam, itu berarti Lethisa lebih penggila belanja dari pada wanita yang sebelum nya Darian temui. Lethisa hanya tersenyum menarik tangan Darian dan meletakan kartu itu ditelapak tangan pria itu. "Kamu bisa melihatnya sendiri nanti." sambil mengerling jahil. Tapi paper bag yang dibawa Lethisa bukan berlogo barang bermerk, sebenarnya apa yang dia beli sampai isi kartu hitam ludes dalam sekejap?. "Aku menghabiskan uangmu untuk membeli ini, dulu aku sangat ingin mencoba tapi biaya hidupku lebih mahal dan karena kamu memberiku uang aku langsung membelinya." Kening Darian mengerut lalu mengambil ponsel melihat apa saja yang telah dibeli Lethisa karena tidak mungkin hanya karena beberapa makanan ini uang jutaan dolar habis, dan saat Darian melihat pesan masuk mengenai p********n yang dilakukan Lethisa Darian terkekeh geli. Lethisa menatap Darian, "Apa aku terlalu banyak menghabiskan uangmu?" tanya nya. Darian menggeleng. "Aku tau kue kue ini sangat mahal tapi aku tidak tau akan menghabiskan uang hanya karena aku membeli ini." Ucap Lethisa tidak nyaman. "Bagaimana bisa hanya seribu dolar dapat menghabiskan uangku?" Kekeh Darian merasa lucu, Lethisa pikir ia semiskin itu?. Darian memberikan kembali kartu hitam untuk Lethisa, "Aku sudah memberikan ini untukmu, jadi terserah akan kamu pakai untuk membeli apa, bahkan untuk membeli toko kue yang kamu sukai aku tidak akan marah." "Benarkah?" Darian mengangguk. "Aku sudah cukup membeli ini menggunakan uangmu, biar lain kali aku akan menggunakan uangku sendiri, aku tidak ingin merepotkan orang lain," tolak Lethisa kemudian berdiri, "Kamu cobalah makan ini aku yakin kamu juga akan suka, saat ini aku tidak akan makan banyak jadi aku membagi nya padamu." Darian menatap Lethisa. "Buka bibirmu biarkan aku menyuapimu sebelum tanganku terasa pegal." "Makanlah aku tidak ingin." Tolak Darian. Lethisa berdecak lidah, "Ayo makan, apa kamu membiarkanku seperti ini terus?" sembari berharap Darian membuka mulut menerima suapan darinya. Darian menghela nafas sebelum menerima suapan dari Lethisa, perempuan itu tersenyum. "Aku juga akan mencoba nya tapi jangan beri tahu Stacey jika aku makan makanan manis terlalu banyak, aku yakin dia akan memarahiku nanti." Darian menahan senyum nya memperhatikan begitu senangnya Lethisa menikmati kue rasanya bukan perempuan dewasa yang kini di depan Darian tapi bocah tujuh tahun. Meja di depan mereka penuh oleh makanan yang dibeli Lethisa hingga menghabiskan seribu dolar, bukan jumlah yang banyak itu malah terlalu sedikit. Darian pikir Lethisa akan membeli perhiasan yang dilengkapi berlian atau baju-baju bermerk atau bahkan sepatu-sepatu mahal dan koleksi barang branded lainnya, tapi yang dibeli Lethisa justru adalah makanan. Darian cukup tersentuh dengan apa yang Lethisa lakukan hari ini tapi juga penasaran kenapa Lethisa hanya membeli makanan disaat dia memiliki kesempatan membeli sesuatu yang jauh lebih mahal. "Kamu ingin lagi?" tanya Lethisa, Darian menggeleng. "Kamu bisa membeli banyak barang mewah kenapa tidak kamu lakukan?" Darian balik bertanya. Lethisa menoleh, "Itu uangmu, kamu yang mencarinya dengan susah payah, aku tau bagaimana sulitnya mencari uang, jadi aku tidak akan menghabiskan uang yang bukan hasil dari kerja kerasku sendiri." jawabnya. "Tapi aku sudah memberikan nya untukmu." "Tetap aku tidak akan menggunakan nya begitu saja lagi pula aku sudah membelanjakan uangmu dengan membeli makanan ini dan itu sudah cukup untukku." Lagi-lagi Darian dibuat cukup terkesan dengan jawaban Lethisa, perempuan itu seperti telah dilatih mandiri sejak kecil. "Kau mau kemana?" Darian menoleh, "Ada hal yang perlu aku lakukan, kamu lebih baik habiskan makanan yang sudah kamu beli, aku tidak akan memberitahu Stacey mengenai hal ini." "Okay! Kalau begitu pergilah!" seru Lethisa tapi terdengar seperti mengusir Darian, pria itu menggeleng dan tidak berbalik lagi. _____ "Kamu terlihat begitu bahagia?" ucap Luke. Lethisa yang baru tiba untuk pemotretan hari tersenyum senang mungkin ini efek dari makanan manis yang ia konsumsi tadi pagi. "Aku hanya senang bisa datang kemari, oh ya aku tidak diberi tahu tema pemotretan hari ini?" Lethisa duduk di menghadap meja rias. "Aku dengar dari yang lain tema hari ini masih musim dingin padahal sekarang sedang musim panas," Jawab Luke seperti sedang sambil berpikir. Lethisa tertawa pelan, "Kemungkinan untuk persiapan nanti." Itu benar, tapi Luke bekerja disana bukan setahun dua tahun melainkan sudah cukup lama dan baru kali ini tema pemotretan tidak sesuai dengan jadwal. Apa itu suatu kebetulan?. "Aku menunggu diluar kamu bersiap siaplah disini." pamit Luke, Lethisa mengangguk. Di sisi lain Lethisa bersyukur karena bercak ukiran Darian ditubuhnya belum hilang semua, jadi ia bisa menutupi itu dengan pakaian musim dingin yang tertutup ketimbang pakaian musim panas yang memamerkan lekuk tubuhnya. Pemotretan dimulai hingga selesai seperti biasanya dan setelah itu berlanjut latihan bersama Stacey. Sekitar pukul enam Lethisa baru pulang ke apartemen dan entah kenapa tubuhnya terasa lelah ketimbang biasanya mungkin karena pelajaran yang Stacey berikan hari ini lebih ketat. "Sepertinya Darian belum pulang aku ingin berendam air hangat sebelum pria itu datang." ucapnya. Sebelah kaki Lethisa dimasukkan ke bathtube yang berisi air hangat sebelum menceburkan diri. "Ini sangat menenangkan." matanya dipejamkan dengan tenang sembari menghirup aroma terapi namun ia malah ketiduran. Darian yang baru pulang celingukan mencari keberadaan Lethisa, harusnya perempuan itu sudah dirumah tapi dimana?. Paper bag diletakan dimeja untuk mencari keberadaan Lethisa sampai melihat perempuan itu sedang memejamkan mata di dalam bathtube, tadinya Darian pikir Lethisa sedang pingsan sampai nyaris ia angkat dari dalam bathtube, namun untuk membuktikan apakah Lethisa hanya ketiduran atau menang pingsan dengan jahil Darian memencet hidung Lethisa membuat udara yang masuk berhenti hingga Lethisa terbangun. "Kau!" "Ada tempat tidur kenapa tidur di bak mandi?" tanya Darian. "Aku hanya ingin merilekskan diri karena lelah, tapi kau menggangguku!" protes Lethisa. Darian berdiri, "Kau seperti orang mati saat tidur di bak mandi." Lethisa langsung beranjak dari dalam bath tube ketika melihat Darian melepas kemeja nya. Jika tidak segera di sudahi Lethisa tau apa yang selanjutnya terjadi. "Kau bilang ingin merilekskan diri jadi kemarilah aku ingin membantumu." Darian menahan pinggang Lethisa dari belakang, Lethisa mendelik sebelum berteriak kaget begitu Darian menceburkan diri mereka kembali ke bath tube. "Kenapa memberontak, harusnya kau berterima kasih karena aku yang menawarkan diri." Lethisa merasa geli ketika tangan Darian memijit bahunya, tangan Darian bergerak melepas tali penutup da-da Lethisa dari belakang sembari memberikan kecupan kecil di punggung Lethisa menghantarkan rasa geli yang menyiksa. "Ini tidak seperti yang kamu katakan." ucap Lethisa menahan gelora dari dalam dirinya. Darian menyeringai. Tangan Lethisa menyentuh tangan Darian yang meremas dadanya dari belakang dengan mata terpejam rapat dan mulut sedikit terbuka. "Kau menyukai nya kan?" bisik Darian serak. Dan sialnya itu benar. _______ Bersambung....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN