Cuman mau ngingetin, kalau nanti ... Ah sudahlah
Okelah selamat membaca..
_______
Boston, salah satu kota di amerika yang berdekatan dengan perbatasan Kanada. Sebuah mobil melaju jalanan beraspal dengan kecepatan 80km/jam setelah perjalanan dari desa beberapa saat lalu.
Mobil itu mulai memasuki kota Boston dimana gedung pencakar langit menjadi pemandangan utama ketika melihat keluar dari jendela kendaraan tersebut.
"Wah" sebuah kata terlontar dari bibir tipis kemerahan itu dengan senyum mengembang sempurna sangat cantik sesuai dengan namanya, Lethisa.
"Apa kau yakin bisa hidup ditempat seperti ini?" Tanya seorang pria yang menjadi supir didekat Lethisa, gadis itu menoleh kemudian tersenyum.
"Aku akan berusaha" jawabnya.
"Menjadi seorang model ditempat seperti ini bukan hal yang mudah karena kamu memiliki banyak pesaing disana sini apalagi kau baru dari desa pemahamanmu mengenai kota sangat minim" ucap pria itu lagi.
Lethisa tersenyum "Tenang saja paman aku sekarang sudah dewasa aku bisa menjaga diriku sendiri" jawab Lethisa dengan riang.
Pria yang menjadi supir Lethisa itu lantas menghela nafasnya "Justru karena kau sudah dewasa aku semakin menghawatirkanmu kenapa kau tidak tinggal saja di Desa lalu menikah dengan Jonathan aku pasti akan sangat senang memiliki menantu sepertimu"
Lethisa terkekeh pelan "Nathan sahabatku paman mana bisa aku menikahinya"
"Kenapa tidak? Kau dan Nathan tidak sama, kau perempuan dan Nathan adalah laki-laki. Kalian sangat cocok bersama aku sangat setuju jika putraku itu menikahimu bukan malah kau pergi ke Kota demi karirmu yang belum pasti ini" Ayah dari Jonathan memberhentikan mobilnya.
"Tapi jika ada sesuatu terjadi padamu jangan sungkan untuk menghubungi paman oke? Kamu sudah paman anggap sebagai putri paman" lanjutnya sebelum turun dari mobil.
Lethisa tersenyum "Aku tidak pernah merasakan memiliki orang tua kandung dan rasanya kini aku memilikinya dengan adanya paman dan bibi" katanya.
"Mari bantu pamanmu ini mengangkut barang-barangmu keatas" ucap ayah Jonathan lalu Lethisa juga membawa barang yang bisa diangkutnya dengan mudah.
Sebuah apartemen yang tidak terlalu besar tapi terlihat cukup untuk kehidupan Lethisa yang akan memulai kehidupan barunya di kota.
"Tempat ini dulunya milik sepasang suami istri tapi karena mereka berpisah lalu mereka menjualnya pada paman jadi untuk sementara ini aku akan memberikan nya padamu"
Lethisa menoleh "Jika aku sudah memiliki penghasilan aku janji akan mencari tempatku sendiri" ucap Lethisa.
"Hais sudahlah jangan pikirkan hal itu yang jelas sekarang pikirkan bagaimana kau bisa melewati hari-harimu dikota besar seperti ini, paman sangat cemas bagaimana jika paman meminta Jonathan ikut tinggal denganmu disini"
"Paman bagaimana bisa aku merepotkan Nathan lagi. Aku akan berusaha hidup baik ditempat ini dan terima kasih selama ini paman dan bibi telah merawatku hingga menjadi seperti ini"
"Astaga paman rasanya baru mengenalmu kemarin tapi kau sudah tumbuh menjadi wanita yang mandiri. Semoga Tuhan memberkatimu nak. Paman akan langsung kembali ada hal yang akan aku kerjakan di sekitar sini" ucapnya.
Lethisa mengangguk "Sekali lagi terima kasih banyak atas bantuannya paman!" seru Lethisa. Ayah Jonathan mengangguk dan tersenyum sebelum keluar dari tempat tinggal Lethisa yang baru itu untuk sementara.
Setelah ayah Jonathan keluar Lethisa melihat apartemen itu dengan seksama, cat nya masih terlihat bagus dan ini lebih baik menjadi tempat tinggalnya dari pada tidak ada sama sekali.
"Nyaman sekali akhirnya aku bisa tinggal sendiri ditempat ini" ujarnya dengan senang.
Lethisa mengambil ponselnya melihat jadwal interview yang akan ia ikuti besok dimana salah satunya adalah sebuah agensi TG entertainment yang menaungi para bintang model muda berbakat, Lethisa menatap pantulan dirinya di depan kaca jendela meskipun tidak terlalu tinggi namun Lethisa percaya dia akan masuk kedalam agensi itu lalu mencari kerja sampingan lain.
Senyum Lethisa memudar kemudian ia bersandar di dinding sebelum luluh kelantai dengan lemas, kepalanya menunduk menangis dalam diam yang tidak pernah orang ketahui.
Selalu menyembunyikan kesedihan dalam senyum selama bertahun-tahun membuat Lethisa mulai terbiasa merasakan kekecewaan dan kepedihan yang selalu ia hadapi.
Lahir dari keluarga yang tidak harmonis membuat Lethisa yang menanggung akibatnya. Lethisa dibuang oleh keluarga nya di sebuah panti saat usianya tiga tahun dan hari-hari Lethisa mulai kelam karena panti yang ia tempati tidak membuatnya merasa disayang dan justru malah sebaliknya, bulian tiap hari Lethisa dapatkan bahkan pengurus panti pun mengabaikan Lethisa.
Layaknya drama dalam sebuah Film tapi itulah yang Lethisa rasakan sebelum dirinya mengenal keluarga Jonathan dan perlahan kehidupan nya mulai lebih baik tapi itu tidak mengubah keadaan yang sesungguhnya, mental Lethisa terusik akibat kisah masa lalu itu.
Lethisa tidak tau siapa orang tuanya yang dapat Lethisa ingat saat ia dibuang adalah bayangan seorang perempuan dan wajah nya terlihat samar tidak jelas di ingatannya karena terlalu lama kejadian itu telah berlalu.
Kini Lethisa telah berusia 23 tahun artinya sudah 20 tahun sejak kejadian itu terjadi kemudian Lethisa berusaha untuk tidak menangis lagi sembari memaksakan senyum dibibirnya, dia tidak boleh terlihat lemah karena kini ia hidup dan bergantung pada usahanya sendiri.
"Kamu pasti bisa Lethisa kau adalah perempuan tangguh jadi kau harus tetap tangguh tidak boleh lemah" katanya menguatkan.
Kakinya bergerak untuk menopang tubuhnya ketika berdiri lalu berjalan membuka koper dan juga bawaan lainnya. Hari ini cukup melelahkan Lethisa butuh istirahat untuk bersiap melakukan hari besarnya esok hari.
Hanya bermodalkan kasur yang muat untuk dirinya sendiri Lethisa lantas membaringkan tubuhnya di sana lalu menyelimuti diri dengan selimut yang dibawanya.
Tapi tempat baru dan suasana baru tidak bisa membuat Lethisa langsung terlelap selain bergerak kesana kemari dengan gelisah kemudian memutuskan untuk duduk kembali.
"Aku tidak bisa terus seperti ini lalu bagaimana caraku agar bisa tidur" Kepalanya mendongak melihat langit-langit kamar "Aku tidak bisa memejamkan mata ditempat baru" gumamnya lalu menghela nafas panjang memutuskan untuk keluar mencari udara segar malam hari.
Rupanya diluar sangat banyak orang lalu lalang dengan berjalan kaki dan tak satupun dari banyak orang itu Lethisa kenal hingga tiba-tiba seseorang menubruk Lethisa, bukannya meminta maaf lelaki itu justru mengabaikan Lethisa seakan tidak ada orang disitu.
"Hhh... Aku akan segera terbiasa" ucap Lethisa pada dirinya sendiri setelah itu berjalan disekitaran situ dan duduk dikursi pinggir jalan melihat orang lewat di depannya.
Cukup lama Lethisa duduk sendirian sampai ada seseorang datang dan duduk disamping nya, Lethisa menoleh tapi orang itu melihat kearah pandang Lethisa sebelumnya dimana tepat didepan mereka duduk ada lukisan mural karya anak yang suka seni.
"Apa kau sedang menunggu seseorang?" tanya lelaki yang tak dikenal Lethisa tersebut, Lethisa menoleh mengira ada orang lain yang sedang diajak bicara oleh lelaki ini.
"Hei aku bicara padamu" lelaki itu mencolek lengan Lethisa.
"Hah?"
Lelaki itu tersenyum "Namaku Luke jika kamu ingin mengetahuinya" ucap Luke.
Lethisa tersenyum "Ah tapi aku tidak sedang menunggu siapapun disini" jawab Lethisa kemudian.
Luke terkekeh "Aku belum pernah melihatmu sebelumnya kau pasti bukan dari daerah sini"
"Itu karena aku baru tiba di sini beberapa waktu lalu" Lethisa menoleh kearah lain merasa tidak nyaman karena lelaki itu terus menatapinya.
"Boleh aku tau namamu?" tanya Luke, Lethisa menoleh kemudian menggeleng "Aku harus kembali" katanya kemudian berlari menuju ke apartemen nya berada.
Luke yang melihat itu hanya tersenyum "Sepertinya aku merasa tidak asing dengan wajah itu" batinnya.
_____
BERSAMBUNG....
Karya ini diterbitkan hanya di akun silan, di aplikasi ini (Dreame-Innovel). Gak ada unsur nyontek atau plagiat semua murni imajinasi ngawurnya si penulis.
Jika ada kesamaan dengan cerita lain itu sama sekali gak disengaja.
Dan cerita ini mulai aktif update tiap hari sabtu sekitar jam sembilan.