***
Di dalam sebuah ruangan yang tampak elegan, seorang pria paruh baya bernama Dominic Hilton duduk dengan tenang di kursi yang nyaman. Ia menyandarkan punggung lebar pada sandaran kursi, menciptakan kesan kuat dan berwibawa.
Di tengah tangan kanannya, cerutu terselip di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Dengan penuh gaya, Dominic membawa cerutu tersebut ke bibirnya, menghisapnya dalam-dalam sebelum menghembuskan asap yang mengepul ke udara, menciptakan awan tipis yang melayang-layang di sekelilingnya.
Di depannya, seorang pria dewasa berusia sekitar 37 tahun, Victor Marson, namanya, duduk dengan santai namun menjaga sikap serius. Tatapannya tertuju penuh perhatian pada Dominic, seolah menunggu setiap kata yang akan diucapkan.
“Aku cukup puas dengan kinerjamu selama setahun ter
